Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Kematian Vivi 3 Th Lalu

Polda Kepri Periksa Berkas SP3 Gali Bukti
Oleh : Ali
Jum'at | 21-01-2011 | 11:10 WIB
gantung-diri2.jpg Honda-Batam

Ilustrasi

Batam,batamtoday - Kasus kematian Vivi Purnama Sari siswi kelas III SMK Indra Sakti Tanjungpinang tiga tahun, mulai tampak titik terang dari laporan ulang orang tua korban, Herlin di Mapolda Kepri. Herlin meyakini anaknya dibunuh lalu digantung. Bukan mati gantung diri.

Direktur Ditreskrim Polda Kepri, Kombes Pol Wibowo kepada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini mengatakan, untuk menyikapi laporan ulang orang tua korban, berkas-berkas lama akan dipelajari dulu.

"Akan kita pelajari terlebih dahulu SP3-nya, Karena SP3 itu bukan harga mati," ujar Wibowo.

Menurut Wibowo, langkah awal yang akan dilakukan Polda Kepri adalah mengambil seluruh data-data dalam pemeriksaan penyidik Polres Tanjung Pinang, serta akan mengumpulkan seluruh anggota yang menanggani kasus ini ketika itu.

"Setelah semua data terkumpul lengkap, maka akan dilakukan gelar perkara," ungkap wibowo.

Dari hasil gelar perkara nanti, lanjutnya lagi, akan diketahui hasil dari SP3 ketika itu.

"Kasus ini sudah lama terjadi, kita berharap mendapat bukti baru," ujar Wibowo, dan menurutnya, bukti baru yang didapati nanti merupakan petunjuk untuk melanjuti kasus ini.

Setelah semua tahapan penyidikan selesai, apa pun dari hasil yang diperoleh, Wibowo meminta kepada ibu Herlin agar dapat menerima dari hasil akhir penyidikan ini.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Herlin orang tua korban merasa kematian anaknya penuh dengan tanda tanya, sesuai dengan hati nurani seorang ibu  yang mengatakan, anaknya mati bukan kerena bunuh diri, sesuai dengan surat SP3 yang dikeluakan penyidik Polres Tanjung Pinang tiga tahun lalu, melainkan mati dibunuh.

"Jika benar anak saya bunuh diri, Saya terima kalau memang ada bukti kuat anak saya bunuh diri," ujar Herlin melalui telepon selularnya, siang tadi Sabtu 20 Januari 2011.

 

Record HP Kosong

Vivi ditemukan meninggal dalam keadaan tergantung di kamar kostnya di kawasan Batu Hitam, Tanjung Pinang pada Selasa 31 Julu 2007 malam. Vivi tergantung dengan seutas  tali dan kain. Vivi memang kost di Tanjungpinang sementara kedua orantuanya tinggal di Karimun.

Kedua Vivi di Karimun sontak kaget luarbiasa mendapat kabar per telepon dari Tanjungpinang. yang mengabarkan kalau anak gadisnya itu telah mati gantung diri. Herlin yang mengaku sejak siang dan sore menelpon dan mengirim SMS ke Vivi tetapi tidak dijawab oleh Vivi, menjadi mengerti, rupanya anaknya sudah mati.

Karena penerbangan dari Karimun hari itu tidak ada, baik ke Tanjungpinang maupun Batam, Herlin dan suaminya serta dua anaknya yang masih kecil terpakasa menumpang pesawat PT Conoco ke Jakarta. Dan di Jakarta mereka menginap dan baru sampai di Tanjungpianng pada Kamis 2 Agustus 2007 pada pukul 14.00 WIB.

Ada dua hal aneh yang ditemukan Herlin dalam kematian anaknya tersebut. Pertama, ada legok dalam di leher anaknya tersebut, seperti bekas cekikan.

"Anak kita dibunuh orang, pak, dibunuh bukan oleh satu orang, tapi lebih dari satu orang," begitu tutur Herlin kepada suaminya, Kintang.

Hal aneh kedua, ketika Kapolsek batu Hitam AKP Suhaili menyerahkan HP Vivi ke Herlin, ternyata semua isi catatan atau record baik SMS atau Call dan miscall, hilang dan terhapus.

Menurut Herlin, dirinya sudah menelpon dan SMS ke Vivi sejak Senin 30 Juli 2007 pukul 21.00 WIB hingga Selasa 31 Juli 2011 pukul 17.00 sore.

"Siapa yang menghapus isi HP anak saya," tanya Herlin ketika itu setengah berteriak kepada Kapolsek Batu Hitam, Suhaili.

Ketika Herlin melaporkan hal ini kepada Kapolres Tanjungpinang ketika itu AKBP Iman Widodo di ruang kerjanya, dan Herlin menunjukan foto almarhum Vivi, Kapolres sempat terlonjak. Kenapa, pak? tanya Herlin.

"Waktu kejadian malam itu (Selasa 31 Juli 2011, red) memang saya dilaporin soal kasus gantung diri, dan karena kebetulan saya ada tamu, saya suruh anak buah ke TKP....anak ini...selepas magrib...malam itu...saya gak salah...lewat depan rumah saya...pake baju saat dia mati...padahal  dia sudah mati....," kata Iman Widodo.

"Mungkin...dia...minta tolong kepada saya...'" kata Iman Widodo.

Namun sampai habis masa tugasnya, Iman Widodo tidak berhasil mengungkap kematian Vivi, bahkan sampai hari ini.