Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aset Perbankan di Kepri Tumbuh 21,7 persen
Oleh : Ocep
Sabtu | 25-02-2012 | 15:26 WIB

BATAM, batamtoday - Nilai Aset Perbankan di Kepulauan Riau tercatat tumbuh 21,72 persen pada 2011 menjadi Rp30,6 triliun.

Kepala Kantor Bank Indonesia Batam Elang Tri Praptomo mengatakan laporan tersebut berdasarkan laporan triwulan IV 2011 Kantor Bank Indonesia Batam.

"Perbankan di Kepri pada 2011 menunjukkan kinerja yang menggembirakan, total asetnya hanya sedikit di bawah Provinsi Riau," ujarnya.

Padahal, pada 2010 nilai aset perbankan Bank Umum hanya Rp25,14 triliun.

Menurutnya, total aset Provinsi Riau banyak ditopang oleh kinerja BPD RiauKepri, padahal, jika BPD ini bisa dimiliki Provinsi Kepri bisa mendongkrak aset perbankan di Kepri.

Termasuk salah satu usulan agar BPD Syariah RiauKepri didirikan di ibukota Kepri, Kota Tanjung Pinang dengan dukungan dana APBD setempat.

Dia mengatakan, pertumbuhan aset perbankan di Kepri terutama berasal dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp24,12 triliun atau tumbuh sekitar 19,34 persen (yoy) dari total tahun lalu sebesar Rp20,21 triliun.

Dilihat dari komponennya, simpanan masyarakat didominasi bentuk tabungan yang mempunyai pangsa pasar sebesar 57,57 persen dari DPK atau mencapai Rp10,4 triliun.

Pangsa kedua disumbang dari simpanan giro sebesar Rp8,91 triliun dan pangsa pasar simpanan deposito sebesar Rp4,8 triliun.

"Perhimpunan DPK terbesar berasal dari Kota Batam sebesar Rp17,31 triliun atau setara 71,75 persen dari total DPK di Kepri," ujarnya.

Saat ini Jumlah bank umum di Kepri mencapai 52 bank umum, sementara untuk Bank Perkreditan Rakyat mencapai  41 kantor pusat BPR.

"Ini dilihat dari jumlah kantornya, sedangkan dibawah kantor seperti bank umum keliling masih banyak," sambung dia.

Untuk kota Batam, saat ini KBI Batam masih menyetop pendirian BPR baru dengan alasan kalau jumlah BPR di kawasan ini lebih dari 20 akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat.

"Sekarang lagi akan dibuka BPR di Natuna dan Anambas agar keran kredit tersalurkan," kata Elang.

Dari sisi kredit perbankan di wilayah Kepri mengalami peningkatan yang cukup baik, terutama pada 2011 dengan peningkatan diatas 20 persen.

KBI Batam menyampaikan masih tingginya keluhan tingginya suku bunga bank dari masyarakat. Meski dari penyaluran dinilai sudah cukup bagus.

Sampai dengan Desember 2011 peningkatan kredit Kepri sebesar 24,95 persen mengalami peningkatan pertumbuhan jika dibanding periode tahun sebelumnya.

Berdasarkan nominal terdapat peningkatan sebesar 3,6 persen dimana dari jenis penggunaan penyaluran kredit terbesar terjadi pada kredit modal kerja dan konsumsi dengan kontribusi 38,84% dan 38,17 persen dari Rp18.05 triliun jumlah pengunaan kredit perbankan pada 2011.

Jumlah kredit yang digunakan untuk modal kerja sebesar Rp7.01 triliun dan untuk konsumsi Rp6,8 triliun, sisanya sebesar Rp4,15 triliun untuk investasi.

Berdasarkan wilayah penyaluran, kredit terbesar disalurkan untuk kota batam dengan persentase 79,13 persen.

Perdagangan dan industri menjadi pertumbuhan yang berkembang cukup tinggi masing-masing 29,41 persen dan 28,87persen.