Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Tiket Pesawat Melambung, Pariwisata Kepri Terancam
Oleh : Hendra Mahyudhy
Sabtu | 12-01-2019 | 09:33 WIB
ASITA-KEPRI.JPG Honda-Batam

PKP Developer

Pengurus ASITA Kepri yang menyayangkan mahalnya harga tiket pesawat saat ini. (Foto: Hendra Mahyudhy)

BATAMTODAY.COM, Batam - ASITA (Asociation Of The Indonesian Tours & Travel Agencies) Kepulauan Riau (Kepri) mengawatirkan dampak mahalnya harga tiket pesawat saat ini terhadap penerbangan domestik Indonesia, khususnya wilayah Kepri.

ASITA selaku penggerak agensi perjalan menilai kondisi ini berbanding terbalik dengan rencana pemerintah meningkatkan kunjungan wisatawan domestik untuk periode 2019 ini.

Ketua DPD Asita Kepri, Andika Lim mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat rute domestik (dalam negeri) dibanding tujuan luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan negara ASEAN lainnya dapat berdampak terhadap kunjungan wisatawan domestik yang lebih memilij melakukan perjalanan luar negeri.

"Karena wisatawan domestik akan lebih mempertimbangkan kunjungan ke luar negeri ketimbang daerah di Indonesia. Apalagi ditambah rasa bangga bisa bepergian ke luar negeri," ujar Andika di sebuah cafe di kawasan KDA, Batam Centre, Jumat (11/01/2019).

Bagi Andika, bagaimana program pemerintah meningkatkan wisatawan domestik dapat berjalan lancar, kalau kebijakan airline tidak bisa dikendalikan.

Oleh karena itu, menurutnya maskapai sudah seharusnya punya peran penting untuk mendukung program pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik demi tercapainya target kunjungan wisatawan lokal tahun 2019.

Kita ada maskapai low cost carrier (LCC) yaitu maskapai dengan biaya murah yang seharusnya dapat memberi kontribusi meningkatkan jumlah wisatawan domestik melalui penerbangan mereka.

Oleh karena itu dia berharap maskapai dapat kembali mempertimbangkan untuk menaikkan harga tiket pesawat. "Kami berharap pihak air line mempertimbangkan kembali. Kalau itu LCC, harus harga low cost carrier, untuk sekarang itu kurang fair untuk penumpang," lanjutnya.

Menurut Andika, yang terjadi sekarang justru hal yang kontra produktif dengan agenda besar Kementrian Pariwisata (Kemenpar) medorongan setiap daerah untuk menghadirkan penerbangan murah bagi wisatawan, karena ini jadinya tidak terlihat nyata.

"Sebagai perbandingan, untuk penerbangan Batam-Jakarta dengan jadwal penerbangan pada 15 Januari 2019, berada di atas Rp 1 juta," paparnya.

Sementara itu, lanjutnya, penerbangan dari Batam-Kuala Lumpur, Malaysia, di hari yang sama justru lebih murah, tepatnya Rp 767 ribu.

Kepada pewarta Andika kembali mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat pada Januari 2019 ini dapat mengganggu target Kemenpar untuk menghadirkan 20 juta wisatawan mancanegara (Wisman) dan mobilitas wisatawan domestik ke berbagai daerah.

"Memang untuk wisatawan mancanegara ke Batam tidak terlalu terganggu, karena kebanyakan mereka menggunakan jalur laut, beda dengan ke daerah lain yang jarak tempuhnya lebih jauh," pungkasnya.

Editor: Dardani