Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Women Research: Angka Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia Masih Tinggi
Oleh : Magid
Rabu | 19-01-2011 | 13:34 WIB
images.jpeg Honda-Batam

Seorang ibu sedang menjalani operasi saat melahirkan.

Jakarta, batamtoday - Berdasarkan hasil penelitian dari Women Research, tercatat angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih cukup tinggi. Sebagian besar kasus kematian Ibu melahirkan terjadi di Indonesia bagian timur.

"Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan saat ini mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia, saat ini terdapat 13 provinsi yang angka kematian ibu melahirkannya tinggi. Ketigabelas provinsi tersebut di antaranya adalah Papua dan Nusa Tenggara Timur," demikian rilis dari Women Research, Rabu, 19 Januari 2011.

Menanggapi persoalan tersebut, Koalisi Perempuan Indonesia mendesak pemerintah segera meningkatkan sarana dan prasarana bersalin di 13 provinsi di mana angka kematian ibu melahirkan tercatat masih tinggi.

Anggota Divisi Reformasi Kebijakan dari Koalisi Perempuan Indonesia, Dewi Komala Sari, menjelaskan bahwa salah satu penyebab kematian ibu hamil ketika melahirkan di antaranya adalah masih minimnya sarana dan prasarana bersalin termasuk tenaga medis yang memadai.

"Selain minimnya ketersediaan fasilitas dan tenaga medis yang memadai, pertolongan persalinan yang diberikan oleh petugas kesehatan terlatih terutama bidan yang belum merata, dan ini juga mempengaruhi meningkatnya angka kematian ibu melahirkan," katanya.

Untuk itu, kata Dewi Komala Sari, Koalisi Perempuan Indonesia mendesak pemerintah segera meningkatkan sarana dan prasarana bersalin termasuk tenaga medis yang memadai. Jika hal tersebut tidak segera dilakukan, maka Indonesia akan sangat sulit mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) yang dicanangkan PBB,  di mana kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2015.

"Mereka tidak boleh menggunakan dukun beranak, sementara bidan desa juga tidak ada di desa-desa," ujar Dewi Komala Sari sembari menambahkan Dokter kandungan, dokter spesialis itu lebih jarang lagi ditemui.