Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pria Pengangguran di Batuaji Jadikan Istri dan Adik Ipar Budak Seks
Oleh : CR-1
Selasa | 06-11-2018 | 10:00 WIB
dalimunte-batuaji.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kapolsek Batuaji, Kompol Dalimunte. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - AZ, seorang suami di Batuaji dilaporkan ke Polisi. Pria pengangguran itu diadukan lantaran nekat mengeksploitasi istri dan adik iparnya sebagai pemuas nafsu pria hidung belang.

Perlakukan tak lazim itu sudah berlangsung lima tahun. N (27) istrinya dijadikan alat pencari nafkah menjadi budak seks. Bukan hanya itu, keperawanan adik iparnya juga dia jadikan komoditas seksual.

Memang paras istri dan adik iparnya terlihat elok dipandang. Kulit mereka putih bersih.
Mereka terlihat manis dibalik hijab dan pakaian muslimah yang dikenakan saat datang ke Polsek Batuaji.

Kendati begitu, dalam diri mereka berdua tersimpan kegelisahan dan ketakutan. Sangat jelas tampak dari wajah mereka raut ketraumaan akan perlakuan suaminya. "Sudah sejak lama (kejadiannya) pak," ujar M, istri Az menjelaskan kepada pihak kepolisian sektor Batuaji.

N menghirup nafasnya sejenak, mencoba mengenang awal garis waktu perkara. Meski dia lupa kapan kejadia pertama kalinya, yang dia ingat hanya kisah beberapa bulan setelah pernikahan mereka.

"Tahun 2013 lalu kami menikahi. Dan tinggal di bilangan Batuaji. Suami saya menganggur dan pemalas mencari nafkah," kenangnya.

Namun pria bejat yang seharusnya menjadi imam dan penuntut jalan yang baik itupun gelap mata dan memilih jalan pintas.

"Saya dijualnya pada kawan-kawan dia," papar N bercerita pada Kapolsek Batuaji, Kompol Syarifuddin Dalimunthe, Senin (6/11/2018) kemarin.

Entah berapa tarif sekali main yang dipasang oleh suami bejat tersebut, N tidak mengetahui. Semua ini sudah disetting sedemikian rupa oleh AZ (suami).

"Dia menyuruh kawannya datang ke rumah. Lalu saya diajak mengobrol dan dikasih minuman. Saya pun tidak tahu itu minuman apa," akunya.

Setelah meminumnya, N disuruh oleh AZ masuk kamar. Tak lama setelah itu kawan AZ kemudian menyusul dan mengunci pintu kamar. Sang istripun digagahi seketika.

Walau N berusaha berontak. Namun perempuan itu tak berdaya. Kehormatannya sebagai istri dijual suami demi sesuap nasi.

Parahnya lagi, hal ini terus berlanjut setiap hari. Entah telah berapa laki-laki yang terpaksa dilayaninya karena tindakan paksa suaminya tersebut.

Hal serupa juga dialami B, adik N. Harapan diri ingin mengadu nasib ke Batam.

Ia yakin takkan terlantar karena ada kakak dan iparnya yang akan menanggung hingga dia mendapatkan pekerjaan.

Setahun sudah B bersama kakak dan abang iparnya. B tak pernah menaruh curiga dengan banyaknya tamu laki-laki di rumah itu. Hingga suatu hari B dipanggil. Segalas minuman disodorkan. Karena merasa sungkan, dia tak bertanya. Dia teguk minuman. Dan ya, seperti kakanya N, B pun seketika terhipnotis dan mau saja dipaksa melayani laki-laki yang sudah membayar pada Az.

"Kami takut, tak tahu mau cerita kepada siapa," ujar B.

Hingga pada akhirnya, prostusi ini terbongkar karena warga curiga. Mereka heran mengapa setiap hari banyak laki-laki hilir mudik silih berganti masuk ke rumah liar tersebut.

"Ada warga di sana yang menelpon saya dan menceritakannya," kata F, abang kedua korban pada Kompol Dalimunthe.

Abang korban yang saat itu berada di Tarakan, Kalimantan langsung memesan penerbangan ke Batam. Dia sampai di Batam pada Minggu (5/11/2018).

Esoknya dia langsung mendatangi Polsek Batuaji bersama kedua adik perempuannya. Dia tak terima adik-adiknya dijadikan pemuas nafsu pria hidung belang.

F sangat ingin mempolisikan AZ, ipar bejatnya itu. "Sudah gak manusiawi lagi, tak tahu malu istri dan iparnya sendiri dia buat seperti itu," geramnya saat bercerita pada Dalimunthe.

Kapolsek Batuaji, Kompol Delimunthe mengatakan benar adanya laporan tersebut. Namun F dan kedua korban tak punya banyak bukti untuk mempolisikan AZ.

Walaupun demikian, pihak kepolisian tetap akan berupaya mengungkap kasus tersebut. "Kita sarankan mereka membuat laporan ke Polresta Barelang. Ini ranah unit PPA," ujar Dalimunthe pada pewarta, Selasa (06/11/2018) pagi.

Editor: Gokli