Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inflasi di Kepri pada Oktober 2018 Sebesar 0,16 Persen
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 02-11-2018 | 10:40 WIB
inflasi-01.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Inflasi di Provinsi Kepulauan Riau pada Oktober 2018 hanya 0,16 persen.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Zulkipli, di Tanjungpinang, Kamis (1/11/2018). "Inflasi di Kepri merupakan akumulasi dari inflasi yang terjadi di Kota Tanjungpinang sebesar 0,13 dan Batan 0,29," ujarnya, seperti dikutip situs resmi Diskominfo Kepri.

Ia menjelaskan, inflasi yang terjadi pada Oktober 2018 disebabkan kenaikan indeks harga konsumen di Kepri dari 134,17 menjadi 134,38.

Inflasi tahun kalender dari Januari-Oktober 2018 sebesar 1,86 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun (Oktober 2018 terhadap Oktober 2017) sebesar 2,70 persen.

Zulkipli mengemukakan harga 63 dari 339 komoditas yang menyusun inflasi Kota Batam, naik. Sementara harga 39 komoditas lainnya turun.

Sedangkan untuk Kota Tanjungpinang, lanjutnya dari 341 komoditas yang menyusun inflasi, sebanyak 52 komoditas mengalami kenaikan harga dan harga 30 komoditas lainnya turun.

Dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun indeks harga konsumen Kepri, inflasi yang terjadi pada Oktober 2018 disebabkan oleh naiknya indeks lima kelompok yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,72 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen, kelompok sandang 0,55 persen, kelompok kesehatan 0,01 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 0,25 persen.

Sebaliknya, kelompok bahan makanan justru mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen. "Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks," katanya.

Zulkipli mengemukakan dari 23 kota di Sumatra yang dipantau indeks harga konsumennya, tercatat 19 kota terjadi inflasi dan 4 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 1,44 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,02 persen, sedangkan eflasi tertinggi terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,74 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Tembilahan sebesar 0,04 persen.

"Kota Tanjungpinang dan Kota Batam dari 19 kota yang mengalami inflasi di Sumatra menduduki peringkat ke-13 dan 16," katanya.

Editor: Gokli