Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tidak Ada Surat Dibebastugaskan

Tersangka Penganiayaan Bidan di Tanjungpinang Masih Aktif di RS Ahmad Tabib
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 29-10-2018 | 13:40 WIB
urip-santoso1.jpg Honda-Batam
Urip Santoso, Kuasa hukum dr Yusrizal Saputra. (Foto: Charles)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dokter Yusrizal Saputra, tersangka kasus penganiayaan terhadap bidan di Tanjungpinang sampai saat ini masih aktif bekerja di RS Ahmad Tabib.

Dokter Yusrizal Saputra melalui kuasa hukumnya, Urip Santoso membantah pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Kepri, Djejep Yudiana serta pihak RS Ahmat Thabib Kepri yang menyatakan kliennya sudah dibebastugaskan.

"Tidak ada surat pembebastugasan, sampai saat ini masih bekerja kok. Pada Jumat (26/10/2018) kemarin masih melakukan operasi," sebut Urip Santoso, Sabtu (27/10/2018) di Mapolres Tanjungpinang.

Ia juga mengatakan hingga saat ini belum tahu mengenai rekomendasi pembebas tugasan kliennya. "Tapi yang jelas, sampai sekarang kita belum dapat surat itu. Kamis kemarin, dokter Yusrizal juga masih melakukan operasi," ujarnya.

Urip juga mengungkapkan setelah adanya laporan polisi, pihak keluarga dokter Yusrizal Saputra, sempat menghubungi keluarga Bidan W. Namun hingga kini belum ada pertemuan.

"Tidak pernah ketemu. Melalui telepon mempertanyakan mengapa sampai ke ranah hukum persolan penyuntikan itu," ujar Urip.

Sebagai manusia, tanbah dia, wajar pihak keluarga pelaku bertanya, karena menurutnya, perbutan tersebut dilakukan atas kesadaran dan kehendak bersama.

"Artinya si korban itu sadar, ingin diberikan/disuntikan vitamin C. Kenapa sampai 56 kali, itu kan kata dia. Padahal menurut dokter Putra ini, penyuntikan dilakukan terhadap pelapor hanya sekitar 30-an kali saja. Dan itu untuk mencari jalur pembulu pena," sebutnya.

Disingung mengenai SOP penyuntikan untuk mencari pembuluh nadi pena bisa dilakukan berberkali-kali, Urip beralasan bisa saja karena mencari urat pembuluh nadi pena orang itu tidak sama setiap orang.

"Karena memang ada juga orang yang mudah, dan ada juga yang sulit, disebabkan beberapa faktor seperti akibat ketebalan kulit, daging atau lemak," ujarnya.

Kepada Kuasa Hukumnya, dokter Yusrizal Saputra juga mengaku, menusuki tangan dan kaki korban dengan beberapa kali jarum suntik, sedangkan badan lain tidak ada.

"Hanya sebatas tangan kaki dan mata kaki aja, dia tidak ada membuka baju dan jilbab yang digunakan korban," sebut Urip.

Editor: Yudha