Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dinkes Karimun akan Tindak Dokter dan Perawat Nakal
Oleh : Khoiruddin Nasution/Dodo
Jum'at | 10-02-2012 | 09:13 WIB
kadinkes-karimun.gif Honda-Batam

Dra Hj Sensissiana M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun. 

KARIMUN, batamtoday - Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun meminta seluruh lapisan masyarakat Karimun yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik di RSUD dan Puskesmas, melaporkan langsung ke pimpinannya masing-masing. Sebab kedua instansi ini memiliki manajemen yang berbeda, namun tetap bertanggung-jawab kepada Bupati selaku Kepala Daerah tingkat II.  

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Dra Hj Sensissiana M.Si kepada batamtoday, Kamis (9/2/2012) di ruang kerjanya terkait pasien, Muhammad Riko (2,5) yang meregang nyawa, Kamis (2/2/2012) di RSUD Karimun pukul 08.00 WIB beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, RSUD Karimun hanya berkordinasi dengan Dinkes Karimun, namun mengenai pertanggungjawaban, pihak RSUD Karimun langsung di bawah pimpinan Bupati Karimun.

“Kalau ada dokter atau perawat yang kurang memuaskan pelayanannya, cepat lapor ke kami. Tulis nama dan jam berapa kejadiannya, serta pelayanan yang mana yang kurang memuaskan di hati masyarakat. Tindakan awal yang kita lakukan dengan melakukan pembinaan kembali,” tegasnya.

Tindakan selanjutnya katanya lagi, tergantung jenis kesalahan yang dilakukan dokter ataupun perawat yang bersangkutan. Bahkan bisa kepada tindakan pemecatan, jika yang bersangkutan telah nyata-nyata dan terbukti syah secara hukum, melakukan tindakan kriminal terhadap pasien.    

Agar laporan itu tidak menimbulkan preseden buruk bagi rumah sakit dan Puskesmas, pihaknya meminta kepada warga mengadu secara tertulis disertai data lengkap dan valid mengenai apa yang dikeluhkan dalam pelayanan kesehatan, mulai dari tingkat Puskemas Pembantu (Pustu), Puskesmas hingga RSUD.  

"Di sini saya bisa menyampaikan kepada masyarakat agar bisa melaporkan dulu kepada pimpinan Puskesmas dan RSUD ketika mengalami keluhan soal pelayanan. Setelah itu, baru nanti kami tindak lanjuti laporan itu dengan membahasnya secara bersama-sama," jelasnya. 

Namun ketika disinggung mengenai peralatan kesehatan (Alkes) yang kurang memadai untuk pasien penyakit tertentu, Sensissiana hanya bisa tersenyum sembari menyebut bahwa alat kesehatan untuk penyakit tertentu, harganya cukup mahal. Sehingga pemerintah Kabupaten Karimun hingga saat ini, masih memikirkan pengadaan alat-alat tersebut. 

“Harganya mahal. Contohnya alat untuk mengoperasi kanker saja, bisa sampai Rp2 miliar. Dan kalau dengan dana CD, hanya alat seharga Rp10 juta ke bawah saja yang mereka berikan,” ujarnya mengakhiri.