Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Asian Para Games 2018 Momen Memperkenalkan Kaum Difabel
Oleh : Redaksi
Jumat | 05-10-2018 | 17:19 WIB
atlet-difabel-berlatih.jpg Honda-Batam
Atlet defabel berlatih. (Foto: Ist)

Oleh Shenna Faradilla

DENGAN usainya gegap gempita Asian games 2018, Indonesia akan kembali menyelenggarakan kompetisi olahraga lain. Asian Para Games, sebuah ajang multiolahraga internasional pertama yang diselenggarakan di Asia.

 

Asian Para Games merupakan ajang olahraga yang melibatkan atlet disabilitas, akan dilaksanakan pada 6 hingga 13 Oktober 2018 di Jakarta dan Bogor, persiapan pembukaan Asian Para Games diharapkan agar lebih semarak, bahkan diharapkan lebih meriah jika dibandingkan Asian Games.

Imam Nahrawi selaku Menpora menyebut bahwa upacara pembukaan dan penutupan harus dahsyat. “Tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia ini keren dan mendunia,” tuturnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada semua atlet disabilitas yang berpartisipasi di Asian Para Games 2018.

Seperti yang diketahui, pada Asian Games 2018, Indonesia telah mendulang 98 medali, dengan detail 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Indonesia berhasil meraih posisi ke empat dan kalah hanya dari 3 negara, yaitu Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Indonesia juga dianggap sukses menjadi tuan rumah. Hal ini diungkap oleh pernyataan Presiden International Olympic Committee/IOC, Thomas Bach. “Dengan kesuksesan Asian Games, kalian telah membuktikan bahwa kalian bisa melakukannya (jadi tuan rumah Olimpiade),” katanya, dilansir dari Tirto.id.

Jika panitia pelaksanaan Asian Games dinamakan Inasgoc, maka lain halnya dengan Asian Para Games, panitia pelaksanaannya dinamakan Inapgoc (Indonesia Asian Para Games 2018 Prganizing Committee). Raja Sapta Oktohari dipercaya menjadi ketuanya, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa tidak banyak investasi untuk menambah fasilitas dan infrastruktur. Inapgoc diminta bisa bekerjasama dengan Inasgoc demi suksesnya acara ini.

Imam Nahrawi berharap, seluruh sarana serta prasarana yang dibutuhkan oleh atlet disabilitas dan official disiapkan dengan baik dan matang. Para sukarelawan juga diminta untuk memberi pelayanan yang baik di Asian Para Games 2018. “Sukarelawan harus lebih lebar senyumnya. Kita membutuhkan semua hal dan fasilitas yang ramah disabilitas,” kata Menpora.

Pesta olahraga bagi penyandang disabilitas Asia ini akan diikuti oleh 41 negara. Negara-negara tersebut merupakan anggota Komite Para Olimpiade Asia (APC), jumlah atletnya mencapai 2.900 orang. Persiapan Inapgoc dalam menghadapi Asian Para Games tentunya belajar dari gelaran Asian Games yang telah berlalu. Raja Sapta Oktohari telah melakukan pengamatan langsung di lapangan sejak mulainya Asian Games.

Dari pengamatan tersebut, Inapgoc melihat banyak hal positif yang bisa menjadi bahan masukan. Sedangkan yang negatif akan menjadi pelajaran agar bisa lebih baik pada Asian Para Games 2018.Inapgoc akan menata kawasan Gelora Bung Karno kembali. Di kawasan tersebut akan dijadikan area fanfest yang diberi tajuk Asian Fest. Tersedia layar besar agar pengunjung bisa menyaksikan siaran langsung kompetisi. Juga akan didirikan kios kuliner serta kerajinan milik UKM.

Konsep area publik yang diusung oleh Inasgoc akan dilanjutkan oleh Inapgoc. Namun, akan diatur agar lebih humanis karena pertimbangan faktor aksesibilitas. Kegiatan torch relay akan menjadi pembukaan kampanye pada 30 hari menjelang gelaran tersebut.

Para Games dimulai dengan pengambilan api di Mrapen, Solo pada 5 September. Setelah itu, api akan dibawa ke Ternate. Hal ini akan semakin meramaikan perayaan hari Olahraga Nasional 2018 yang akan dihadiri juga oleh Presiden Jokowi. Dari 18 olahraga yang dipertandingkan, ada 3.000 atlet dari 42 negara Asia yang ikut serta. Sepersepuluhnya akan diisi oleh atlet difabel dari Indonesia, atau sekitar 582 nomor pertandingan.

Cabang olahraga yang menjadi target perolehan emas adalah tenis meja. Pelatih tenis timnas yakin jika Indonesia bisa mendapatkan tiga medali emas pada cabang olahraga tersebut. dilansir dari Tirto.id. Belajar dari pengalaman, Indonesia juga pernah menyelenggarakan acara serupa pada 2011 lalu. Yaitu ASEAN Para Games di Solo. Indonesia berhasil meraih posisi kedua dengan perolehan emas 113 buah.

Pada perhelatan empat tahunan nanti, Indonesia menargetkan bisa masuk 7 besar. diharapkan pula pada gelaran nanti, Indonesia bisa membuktikan diri menjadi negara di Asia yang ramah disabilitas. Dengan adanya Asian Para Games, semoga masyarakat bisa lebih memahami isu-isu disabilitas secara umum.

Untuk itu, Asian Para Games harus benar-benar disemarakkan. Bukan hanya masyarakat saja yang diharap paham dengan isu disabilitas. Pemerintah juga harus belajar untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para penyandang disabilitas. Sarana prasarana umum harus dibenahi agar lebih ramah dan mengutamakan difabel.*

Penulis adalah mahasiswi Universitas Islam Malang