Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Pelita Angkat Tangan soal Biaya Pengobatan
Oleh : CR-1
Selasa | 02-10-2018 | 08:16 WIB
laka-hitam21.jpg Honda-Batam
Kondisi mobil Avanza warna Hitam setelah mengalami kecelakaan di daerah Pelita. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kecelakaan tunggal yang terjadi di Jalan Yos Sudarso dekat underpass Pelita, Sabtu (29/9) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB lalu, menyisakan satu korban lainnya yang hingga saat ini masih kritis, Senin (23/10/2018).

Korban kritis tersebut bernama Zulkifli, salah satu korban yang juga merupakan satu-satunya saksi kunci perihal kecelakaan maut yang menewaskan 5 orang tersebut.

Deritapun tak henti-hentinya sampai di sana, korban yang juga merupakan saksi kunci perihal dugaan kasus pencurian 20 velg , dimana 12 velg sudah ditemukan kendaraan ronda empat tersebut membutuhkan biaya perobatan yang lumayan tinggi, yang membuat keluarganya angkat tangan perihal ini.

Ija (25 th) salah seorang adik kandung korban saat dikonfirmasi langsung di Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK), Senin (1/10/2018) sembari menghela nafas panjang, tak henti-hentinya memikirkan nasib keluarganya.

"Udah jatuh malah tertimpa tangga lagi kami, bang," ujarnya menahan sesak yang mendera di dada.

Ija paham abangnya sedang dikaitkan dengan kasus hilangnya 20 velg kendaraan sedang viral saat ini, dimana diduga beberapa velg kendaraan tersebut ditemukan dalam kendaraan yang mengalami kecelakaan tunggal tragis di Jalan Yos Sudarso dekat Underpass Pelita, Sabtu (29/9) dini hari.

"Ya, saya paham perihal itu, namun satu sisi kami juga butuh biaya perobatan untuk abang saya ini, hingga saat ini aja kami sudah menghabiskan uang lebih dari 6jt rupiah, itu juga masih untuk biaya perobatan awal, belum lagi operasi," jelasnya.

Pun Ija melanjutkan, keuangan mereka sudak tidak lagi mencukupi biaya untuk perobatan di rumah sakit tersebut, karena keluarga mereka juga bukam dari kalangan atas, sehingga pihak keluargapun berpikir ingin membawa Zulkifli ke kampungnya di Sumatera Utara.

"Kami baru tau hasil ronsen tadi pagi, dan kami disarankan oleh pihak rumah sakit untuk ke dokter bedah (operasi bedah), sudah tentu biayanya akan bertambah banyak lagi," ungkapnya sedih.

Kesalnya lagi, Ija mengungkapkan bahwa pihak penyidik kepolisian malah menguber dia yang tidak tahu menahu perihal permasalahan velg yang hilang tersebut.

"Masak pihak penyidik malah menanyakan perihal kehilangan velg ini ke saya, tahu saja saya tidak perihal ini, udah beban keluarga kami perihal biaya perobatan, ditambah lagi hal ini. Di mana sisi kemanusiaannya," ujar Ija.

Ija pun sudah pasrahkan semua urusan ini ke pihak kepolisian, namun dia meminta tolong juga untuk dipahami kalau keluarganya juga sedang susah memikirkan perihal biaya perobatan ini.

"Kami ingin bawa abang ini ke Medan. Di Medan juga kami bisa mengobati dia dengan bantuan kartu KIS, Sedangkan di sini perihal Jasaraharja dan BPJS pun kami tidak mendapatkan santunan," tutupnya.

Editor: Surya