Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dinkes Kepri Ajak MUI Sukseskan Imunisasi MR
Oleh : Redaksi
Rabu | 12-09-2018 | 10:28 WIB
vaksin-mr-kepri.jpg Honda-Batam
Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tidak kehabisan akal untuk menghadapi gencarnya penolakan pemberian Vaksin Measle-Rubella atau MR.

Kepala Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana menyampaikan, akan duduk bersama pengurus Majelis Ulama Islam (MUI) dan tokoh agama membahas Imunisasi MR untuk mencegah virus campak dan rubella meluas.

"Ini salah satu solusi, selain menunggu arahan dari pusat. Kalau tidak ada solusi, kami pesimistis target dapat terpenuhi," katanya, di Tanjungpinang, Selasa (11/9/2018) seperti dikutip situs resmi Diskominfo Kepri.

Saat ini, kata dia pemberian Vaksin MR kepada warga usia 9 bulan - 15 tahun mengalami hambatan, karena masih banyak sekolah yang menolaknya. Dia mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan petugas yang sampai sekarang tetap semangat memberi Imunisasi MR kepada warga, meski hasilnya tidak maksimal.

"Di pikiran kami bagaimana menyelamatkan generasi muda dari serangan virus campak dan rubella. Imunisasi MR merupakan solusinya, sehingga petugas sampai sekarang tetap bersemangat melaksanakan tugasnya, meski kerap ditolak pihak sekolah," katanya.
Tjetjep mengatakan, jumlah anak usia 9 bulan hingga 15 tahun yang telah diimunisasi vaksin MR hanya sekitar 30 persen dari 680 ribu orang. Sementara berdasarkan hasil analisis kesehatan, persentase vaksinasi MR yang tidak mencapai 90 persen, tidak membuahkan hasil yang maksimal.

"Dari aspek kesehatan, 60 persen saja yang diimunisasi, percuma, karena masih banyak yang potensial tertular," ucapnya.

Ia mengingatkan masyarakat bahwa campak dan rubell bukan penyakit yang mudah diobati, karena itu perlu diwaspadai dan diantisipasi sebelum menyebar luas. "Lebih baik mencegah daripada mengobati," ujarnya.

Ia juga mengingatkan wilayah ini potensial ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat penularan campak dan rubella yang meluas. Indikator penyakit campak dan rubella mudah menyebar luas dapat dilihat dari jumlah penderitanya, letak geografis Kepri dan jumlah warga yang sudah diberi vaksin MR.

Saat ini, kata dia jumlah warga Kepri yang terinfeksi rubella sebanyak 114 orang, sedangkan campak mencapai 170 orang. Jumlah penderita campak dan rubella itu diperkirakan lebih dari itu jika dihitung dengan penderita yang tinggal di pulau-pulau.

"Kita semua tentu tidak menginginkannya, tetapi kondisi sekarang membuahkan hasil analisis kesehatan yang memungkinkan terjadi KLB jika tidak segera diantisipasi," ungkap dia.

Tjetjep mengatakan, warga asing yang masuk Kepri juga potensial menyebarkan virus campak dan rubella. Saat ini, kata dia sebanyak 40 ribu warga Eropa terjangkit penyakit yang mematikan tersebut.

"Kepri merupakan wilayah tujuan wisata bagi warga asing. Kita tidak mengetahui apakah turis tersebut bebas penyakit itu atau tidak," katanya.

Editor: Gokli