Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lebih Dari 90 Persen Barang Dagangan Online Merupakan Produk Impor
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 10-08-2018 | 16:28 WIB
jualan-impor1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjelaskan saat ini 90 persen lebih produk yang dijual di marketplace di Indonesia adalah produk impor. Gati menyebut hal ini dipengaruhi oleh lebih murahnya produk yang ditawarkan di luar negeri.

"Lebih dari 90 persen itu barang impor yang dijual di marketplace, seperti baju itu barang impor. Biaya produksi di sana lebih murah," kata Gati.

Marketplace yang dimaksud Gati adalah layanan jualan online dengan model bisnis C2C (customer to customer) yang serupa seperti pasar.

Siapapun bebas berjualan online diplatform tersebut. Penjual tak perlu berbadan hukum, penjual perorangan pun bisa langsung berjualan. E-commerce dengan model bisnis seperti ini misalnya Bukalapak, Shopee, atau Tokopedia.

Harga yang lebih murah ini bisa didapat karena mereka bisa menekan biaya produksi. Biaya produksi yang rendah ini didapat dari biaya bahan baku yang murah, bukan lantaran biaya tenaga kerja diluar negeri yang lebih murah.

Sementara permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah mendapat bahan baku dengan cara impor. Hal inilah yang membuat biaya produksi di Indonesia lebih tinggi.

Berkaca dari hal tersebut, Gati menyebut pemerintah mesti berbenah. Menurutnya pemerintah menyadari dan harus mulai berinvestasi untuk menyiapkan industri yang bisa mendukung agar biaya produksi dalam negeri juga bisa lebih murah.

"Pemerintah harus investasi di situ. Mempersiapkan dalam negerinya produksi barang (untuk) supply dalam negeri," tuturnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha