Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hamburkan Uang Rakyat

Pasar Induk Jodoh, Dulu Ditinggalkan Sekarang Dirobohkan
Oleh : Irwan Hirzal
Jum\'at | 10-08-2018 | 14:40 WIB
Pasar-Induk1.jpg Honda-Batam
Pasar Induk Jodoh. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pasar Induk Jodoh, direncanakan akan dibangun kembali atau revitalisasi oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam, setelah Badan Penguasahaan (BP) Batam menyelesaikan penyerahkan aset tersebut untuk dikelola Pemko Batam.

Untuk revitalisasi, bangunan beraksitektur Eropa itu akan dirobohkan Pemko Batam dalam waktu dekat. Ya, dirobohkan. Padahal pembangunan pasar induk itu pada tahun 2000 menghabiakan anggaran yang tak sedikit, mencapai Rp90 miliar.

Anggaran itu bersumber dari Pemko Batam, BP Batam dan juga ada investasi pembangunan bersumber dari APBN dan APBD Riau. Seperti diketahui, pada saat pembangunan Pasar Induk Jodoh, Kota Batam masih menjadi bagian dari Provinsi Riau.

Pembangunan Pasar Iduk Jodong, yang nyaris tak pernah digunakan secara maksimal, dinilai menghambukan uang rakyat.

"Ini namanya menghamburkan uang rakyat. Dulu dibangun dengan angaran yang cukup besar, sekarang akan dirobohkan. Pertanyaanya berapa lagi uang rakyat dihamburkan dengan sia-sia," uja Direktur Eksekutif Batam Monitoring, Lamsir L Raja, Jumat (10/8/2018).

Lamsir mengatakan, pemerintah daerah sempat gagal melakukan pengelolaan pasar induk Jodoh. Pada 18 Mei 2006, Pemko membuat kesepakatan dengan PT Golden Tirta Asia (GTA) dengan Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk mengelola pasar induk di kawasan Jodoh ini.

Kesepakatan ini dituangkan dalam bentuk kerja sama operasi (KSO) yang ditandatangani Wali Kota Batam Ahmad Dahlan dan Direktur Utama PT GTA Dorlan Naibaho di Kantor Pemko Batam. Selanjutnya pada 1 Juni 2006, PT GTA mulai beroperasi dengan melaksanakan program kerja yang telah disusun dan dipresentasikan kepada Komisi II DPRD Kota Batam.

Program kerja yang dipaparkan oleh Komisaris PT GTA David Oktarevia adalah PT GTA menjamin akan menyetorkan 15 persen dari total pendapatannya ke kas Pemko Batam. Diprediksi untuk tahun pertama, Pemko akan mendapat Rp340 juta dan akan meningkat hingga mencapai Rp1 miliar selama lima tahun.

Sedangkan untuk tahun kedua, diproyeksikan revenue PT GTA akan mencapai untung, yakni sekitar Rp1 miliar lebih. Namun perkiraan dan proyeksi jauh melenceng dari fakta sesungguhnya. PT GTA kemudian dinyatakan wanprestasi oleh Pemko Batam selaku salah satu pihak penandatangan kerja sama operasi (KSO) karena belum menyerahkan bank garansi senilai Rp500 juta.

"Ini tidak lepas dari gagalnya pengelolaan pasar Induk Jodoh oleh Pemko Batam. Pedagang lebih memilih berjualan di Tos 3000," ujarnya.

Pasar Tos 3000, yang juga terletak di kawasan Jodoh, hanya berjarak sekira 100-150 meter dari Pasar Induk Jodoh. Lantaran pembeli yang datang sedikit, satu per satu pedagang di Pasar Induk Jodoh memilih pindah ke Pasar Tos 3000.

Lantas pasar itu pun, terbengkalai Pemko Batam menyerahkan kembal aset tersebut ke BP Batam untuk dikelolah. Kini sepenuhnya aset Pasar Induk dimiliki oleh Pemko Batam. Pemerimta berencanaa akan membangun lima lantai untuk menampung dua ribu pedagang.

Padahal pedagang lebih memilih, bergadang di Tos 3000 yang dinilai lebih menguntungkan. "Kalau pasar Induk Jodoh di bangun ulang, kami pedagang tetap berjualan di Tos 3000. Karena lebih ramai pembeli dan menguntungkan buat kami," ujar Juliadi, pedagang basah di Tos 3000.

Editor: Yudha