Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KPK Dinilai Melanggar HAM Narapidana Korupsi di Lapas Sukamiskin
Oleh : Irawan
Minggu | 29-07-2018 | 09:04 WIB
fahri_sukamiskin1.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Lapas Sukamiskin, Bandung

BATAMTODAY.COM, Bandung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap narapidana kasus korupsi di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Pelanggara HAM itu, yakni pembongkaran fasilitas yang ada di sel tahanan narapidana korupsi, padahal wajar apa yang dilakukan oleh para narapidana mengganti fasilitas yang ada di dalam selnya.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah saat melakukan sidak ke Lapas Sukamiskin, Bandung, Sabtu (28/7/2018) dari pagi hingga petang hari. Selain melakukan sidak kedalam sel, Fahri juga melakukan dialog dengan Plt Kakanwil Jawa Barat (Jabar(, Kalapas Sukamiskin dan warga binaan kasus korupsi.

"Jadi saya kira apa yang ada di Sukamiskin ini menjadi contoh jangan disalahkan, jangan fitnah, jangan bohong, jangan juga KPK mengintervensi terlalu jauh apa yang sudah baik yang dibangun di Sukamiskin ini. Sekarang itu zamannya hak asasi manusia, human rights itu udah beda," ujar Fahri.

Fahri yang didampingi beberapa Anggota Komisi III DPR antara lain Agun Gunandjar Sudarsa (F-PG), Masinton Pasaribu dan Arteria Dahlan (F-PDIP), Muhammad Thoha (F-PKB) dan Dossy Iskandar (F-Hanura) itu terlihat serius mendengarkan pemaparan dari Plt Kakanwil Jabar Ibnu dan keluhan dari warga binaan.

Warga binaan kasus korupsi yang terlihat hadir dan menyampaikan aspirasi antara lain mantan Ketua DPR Setya Novanto, mantan Ketua DPD RI Irman Gusman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, mantan Hakim Konstitusi dan Menhkum HAM Patrialis Akbar, mantan Kakorlantas Polri Irjen Pol Djoko Susilo.

Kemudian mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mantan Menteri Pariwisata Jero Wacik, mantan Bupati Bogor Rahmat Yasin, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, politisi Partai Golkar Budi Supriyanto, politisi Partai Demokrat Putu Sudiartana dan lain-lain.

Fahri menegaskan, Lapas Sukamiskin merupakan yang tertua dan sudah berumur 100 tahun, sehingga perlu pembenahan. Ia mencontohkan penggantian kloset jongkok dengan kloset duduk.

Ia mengatakan, narapidana di Sukamiskin sudah ada yang berumur tua dan tidak mungkin menggunakan kloset jongkok. Namun pada kenyataannya, malah ditentang KPK dan ketika diganti dengan kloset duduk dianggap sebagai barang mewah dan harus dibongkar.

"Makanya kalau orang yang mengganti kloset jongkok menjadi kloset duduk, kalau zaman Belanda masih memakai kloset jongkok masa hari ini tidak boleh memakai kloset duduk itu sudah bocor, sudah rusak, sudah ancur," katanya.

Sementara mengenai kehadiran puluhan saung. Menurutnya, saung-saung tersebut sangat bermanfaat bagi narapidana ketika menerima kunjungan keluarga. "Saya tidak faham dan tidak mengerti, apa salahnya saung sampai harus dibongkar. Saung itu sangat bermanfaat," katanya.

Menurut Fahri, meski berasal dari uang narapidana, tetapi saung itu sering dipakai untuk kajian, pengajian, serta diskusi antarnarapidana lainnya. Setelah saung tersebut dibongkar, ia menilai KPK telah mengintervensi dan merampas hak asasi seseorang untuk bersosialisasi dengan tahanan lain.

"Mungkin KPK kaget kok ada pengajian, mungkin dia (KPK) mikirnya orang jahat nggak perlu pengajian, ini orang-orang koruptor nggak perlu baca buku. Itu mungkin mentalitas yang umurnya dua abad yang lalu," kata dia.

Saat disinggung fasilitas mewah seperti AC, kulkas, atau TV, ia menganggap wajar. Menurutnya, barang-barang yang ada di sel tahanan bukan sengaja dimasukkan tapi memiliki manfaat tertentu bagi penghuninya.

"Kulkas itu karena ada orang yang punya obat. Kalau dia nggak minum obat dia mati. Memang sih di luar sana (berpikir) kalau bisa koruptor tuh mati aja nggak usah minum obat, kan gitu otaknya," katanya.

Dalam sidak ini, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Anggota Komisi III DPR melihat sel Setya Novanto dan Jero Wacik. Pimpinan DPR dan Komisi III DPR menyimpulkan tidak ada yang mewah dari sel Setya Novanto maupun Jero Wacik, serta tidak ada sel palsu seperti opini yang berkembang di publik.

Fahri dan rombongan juga sempat melihat sel Muhammad Nazaruddin. Namun, sel tersebut tertutup dan terkunci rapat. Nazaruddin sendiri dikabarkan tengah berada di masjid lapas untuk menunaikan sholat. Namun, sejak mengetahui kehadiran Anggota DPR ke Lapas Sukamiskin, Nazaruddin sudah keluar dari selnya.

Bahkan Nazarddin juga tidak ikut dialog seperti warga binaan korupsi lainnya. Nazaruddin selama ini dianggap sebagai informan KPK dan telah menjebloskan beberapa anggota DPR dengan kasus yang telah diungkapnya.

Selain melakukan sidak di Lapas Sukamiskin Bandung, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Anggota Komisi III DPR juga melakukan kunjungan ke LP Perempuan Kelas IIA Bandung yang terletak bersebelahan dengan Lapas Sukamiskin.

Editor: Surya