Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bayi Meninggal dalam Kandungan, RSUD Dabo Dinilai Teledor
Oleh : Nurjali
Jumat | 27-07-2018 | 10:12 WIB
ibu-bayi.jpg Honda-Batam
Norman, seorang ibu warga Desa Berhala yang bayinya meninggal akibat lambat dapat penanganan medis di RSUD Dabosingkep. (Foto: Nurjali)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Bayi dari seorang warga Desa Berhala Kecamatan Singkep Selatan Normah meninggal saat di dalam kandungan, hal ini disebabkan lambannya penanganan yang dilakukan di RSUD Dabosingkep. Bahkan setelah dokter mengetahui bahwa bayi tersebut meninggal, orangtua bayi tersebut juga tidak ditangani medis hingga berjam-jam.

"Kami melihat adanya kelalaian yang dilakukan oleh pihak dokter dan rumah sakit, saat hari pertama masuk rumah sakit bayi masih belum meninggal," kata Azrah, Ketua LSM LAKI yang menyaksikan kejadian tersebut, Kamis (26/7/2018).

Kejadian ini bermula saat pasien pemegang kartu Jaminan Kesehatan Lingga Terbilang (JKLT) tersebut mendatangai rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya karna mengalami sakit dan kondisi fisik yang kurang baik. Setibanya di rumah sakit Normah yang diantar langsung suaminya direkomendasikan untuk melakukan rawat inap oleh petugas bidan di rumah sakit tersebut karna melihat kondisi fisik ibu bayi sedang tidak sehat.

Di hari pertama berada di rumah sakit, Normah tidak kunjung mendapatkan perawat dari dokter ahli kandungan, ketika pihak keluarga bertanya kepada bidan di rumah sakit tersebut pihak rumah sakit mengatakan menunggu dokter kandungan untuk memastikan kondisi pasien. Hingga masuk di hari kedua dokter kandungan juga tak kunjung datang, sehingga salah satu keluarga ibu Bayi malang tersebut berinisiatif menemui langsung dokter kandungan.

"Alhasil malam itu dia bilang akan datang pada pagi harinya, dan ditunggu sampai pagi, baru sekitar pukul sembilan datang," ujarnya.

Setibanya di rumah sakit dokter mengatakan bahwa bayi tersebut sudah meninggal dunia. Setelah menyampaikan hal tersebut dokter kembali meninggalkan pasien, dan ketika pihak keluarga kembali menanyakan kelanjutan perawatan untuk mengeluarkan mayat bayi tersebut di dalam rahim Normah, pihak rumah sakit meminta untuk menyiapkan biaya untuk proses lanjutan padahal pasien merupakan warga pemegang JKLT.

Direktur RSUD Dabosingkep dr Asri saat dihubungi oleh wartawan mengatakan dirinya meminta agar pihak media bertanya langsung kepada dokter spesialis kandungan, perihal permasalahan pasien tersebut.

Seolah saling lempar tanggung jawab dokter kandungan yang coba dihubingi oleh wartawan, juga berupaya menghindari wartawan dan enggan untuk dimintai keterangan.

"Ditanyakan langsung dengan dokter kandungan Pak," ujar direktur RSUD Dokter Asri singkat.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dr Muhammad Syamsurizal belum dapat dikonfirmasi terkait hal ini, bahkan ketika awak media berusaha menemuinya dikantor salah satu staf yang enggan menyebutkan namanya mengatakan bahwa kepala dinas mereka sedang berada diluar kota, dan sudah beberapa hari berada di luar kota.

Editor: Gokli