Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Masih Selidiki Kematian Polwan yang Ditemukan Tewas Tergantung di Rumahnya
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 26-07-2018 | 15:40 WIB
gantung-diri-ilustrasi12.jpg Honda-Batam
Ilustrasi tali gantungan. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kematian seorang Polwan yang bertugas di Polsek Batuaji, MM, yang ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Perumahan Cipta Asri Tahap I Blok F, hingga kini masih diselidiki pihak kepolisian.

Saat ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa, Rabu (25/7/2018) sekira pukul 22.30 WIB, leher korban terikat kabel warna merah yang diikatkan pada pegangan tangga ke lantai dua rumahnya.

Informasi yang diperoleh BATAMTODAY.COM, korban pertama sekali ditemukan tewas oleh suaminya sendiri. Saat itu, suami korban baru pulang melihat istri temannya yang melahirkan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK).

"Saat suami korban pergi, MM masih berada di lantai II. Setelah pulang, tiba-tiba suami korban histeris, melihat MM sudah tewas tergantung menggunakan kabel warna merah yang diikat pada peganggan tangga lantai II," kata sumber.

Meski kejadian ini cukup mengejutkan banyak pihak dan hal yang tidak disangka-sangka, namun pihak kepolisian masih belum mau memberikan keterangan lebih lanjut terkait kematian korban.

Informasi yang dihimpun BATAMTODAY.COM, MM merupakan Polwan berpangkat Brigadir. Saat ini, ia bertugas di Polsek Batuaji, yang sebelumnya merupakan seorang penyidik pada Satreskrim Polresta Barelang.

Tidak hanya bertugas sebagai Polwan, ia juga seorang istri atau bhayangkari yang telah dikarunia dua orang anak dari seorang perwira yang bertugas di Satuan Brimob Polda Kepri.

Banyak orang tidak menyangka Polwan beranak dua ini harus tewas dengan kondisi mengenaskan. Seorang kerabat korban yang juga Pastor, Romo Paschal, mengaku kaget mendengar kabar kematian korban. Padahal korban dikenal baik dan ramah serta gampang bergaul.

"Dia sangat baik dan periang, suka ngobrol, cerita dan ramah juga dengan orang. Ga susah bertemen, enak diajak bicara. Saya tiga minggu lalu masih bertemu dengan korban," ucap Romo dalam percakapan WhatsApp, Kamis (26/07/2018).

Ia mengaku korban lahir dan besar di kota Tanjungpiang. Saat di Tanjungpinang, Romo mengaku sempat satu sekolah Katolik.

"Keseharian korban seperti biasa umat kepada Pastor. Dan Sabtu kemarin terakhir berkomunikasi melalui WA.

Saya biasa mengirim pesan wa ayat kitab suci dan almarhumah membalas dengan amin," pungkasnya.

Saat ini korban masih di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk visum dan pemeriksaan lebih lanjut. Belum diketahui pasti penyebap kematian korban, karena pejabat Kepolsian Polda Kepri sampai saat ini belum bisa menjelaskan.

Editor: Yudha