Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kepala BNN Ungkap 94 Narkoba Jenis Baru Masuk Indonesia
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 20-07-2018 | 08:16 WIB
BNN_kemendikbud.jpg Honda-Batam
Penandatangan Nota Kesepahaman antara Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko dengan Mendikbud Muhadjir Effendy

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko mengungkap ada banyak jenis narkoba baru yang masuk Indonesia. Jumlahnya mencapai 94 jenis, yang dimasukkan para pengusaha jahat.

Hal itu disampaikan Heru Winarko di gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018), usai melakukan penandatanganan MoU dengan Mendikbud Muhadjir Effendy mengenai Penerapan Kurikulum P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika).

"Banyak jenis narkoba yang belum dinyatakan narkoba. Tapi tadi pagi sudah ada 94 jenis narkoba baru yang masuk Indonesia," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko di gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).

Menurut Heru, masuknya narkoba jenis baru ke Indonesia tak lepas dari niat bisnis para pengusaha jahat. Kata dia, narkoba, yang di negara asal produksinya hanya seharga Rp 40 ribu, di Indonesia bisa dijual Rp 1,5 juta. Bisnis ini menguntungkan tapi daya rusaknya sangat besar. Ada juga yang menyasar generasi muda belia.

"Yang agak repot itu kayak pil PCC karena sasarannya anak-anak. Itu harganya 1 butir Rp 1.000 sampai Rp 1.500, Pak," kata Heru.

Bonus demografi berupa jumlah penduduk yang banyak untuk Indonesia bisa berubah menjadi bencana bila generasi mudanya teracuni narkoba atau juga teracuni perilaku penyalahgunaan obat macam PCC itu.

Maka pendidikan untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba sangat penting. BNN bekerja sama dengan Kemendikbud untuk memberikan materi pembelajaran antinarkoba. Nota kesepahaman itu juga menyepakati kegiatan pengembangan ekstrakurikuler untuk memberikan ajaran terkait bahaya narkotika.

"Kami serahkan modul-modul dari playgroup sampai menengah. Itu kami harapkan, kalau bisa, dimasukkan ke kurikulum. Ini bisa dievaluasi kalau masuk kurikulum sangat bermanfaat," kata Heru.

Editor: Surya