Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perizinan Investasi Perlu Dibenahi

Investasi Singapura dan Malaysia Berpotensi Tingkatkan Ekonomi Batam
Oleh : Nando Sirait
Jumat | 06-07-2018 | 15:16 WIB
ekonomi-batam.jpg Honda-Batam
Direktur the Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) Singapura, Ricky Kusmayadi (batik coklat). (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Direktur the Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC) Singapura, Ricky Kusmayadi menilai dua negara tetangga Batam, Singapura dan Malaysia masih memiliki potensi ekonomi yang tinggi dalam meningkatkan investasinya di Batam.

Menurutnya, hal ini akan sangat berdampak dengan pertumbuhan ekonomi Batam khususnya di Kepulauan Riau. Namun ia juga menghimbau agar pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Pemerintah Kota Batam untuk segera melakukan beberapa pembenahan mengenai masalah perizinan investasi dan juga memperbanyak promosi ke dua negara tersebut.

"Menurut saya promosi terbaik adalah perbaikan di dalam, apa yang sudah dilakukan oleh BP Batam sudah sejalan dengan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Dalam hal ini penerapan policy, stop service, serta i123J. Belum lagi dengan adanya Online Single Submission (OSS), yang akan diresmikan dalam waktu dekat ini," katanya, beberapa waktu lalu di Batam.

Dengan adanya penerapan OSS ini diharapkan dapat meningkatkan minat para investor, untu menambah investasinya di Batam. Kemudian terkait dengan maintenance untuk para investor yang sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Batam, hal ini sendiri perlu pengawalan agar para calon investor yang sudah ada tidak berpindah ke negara lain.

Dari data 2011-2018 pun, lanjutnya, Singapura dan Malaysia menjadi dua negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Mereka masuk posisi 10 besar. Khususnya Singapura, yang kerap mendominasi investasi di Indonesia selama tujuh tahun terakhir. Begitupun halnya dengan Batam.

"Hanya pada 2013 lalu, Singapura sempat turun. Jepang dulu yang di posisi satu, baru Singapura di urutan ke dua investasi di Indonesia," lanjutnya.

Ricky menambahkan, orientasi dari Singapura terhadap Batam memang terbilang tinggi. Dominan di bidang manufaktur. Hanya saja diakuinya, di negara tersebut kini industrinya sudah berteknologi tinggi.

"Bukan lagi dengan pekerja yang banyak. Ini jadi tantangan kita ke depan untuk Sumber Daya Manusia (SDM). Sejauh mana kita siap," kata Ricky.

Dalam beberapa kali kerjasama Indonesia-Singapura juga, lanjutnya, memang sudah terjalin kerjasama yang fokus pada peningkatan kemampuan SDM pekerja. Ia berharap peningkatan kemampuan SDM lewat sekolah kejuruan maupun politeknik bisa terus dilakukan.

Tak hanya dari investor besar, dikatakan, untuk pelaku UKM (usaha kecil menengah) di Singapura pun banyak yang melirik Batam. Ini termasuk hal yang perlu menjadi perhatian bersama.

"Mereka sangat semangat datang ke Batam melihat potensi yang ada. Karena biaya produksi di sana tinggi. Mereka bisa produksi di Batam. Kemudian barangnya diekspor ke Singapura dan negara lainnya," tuturnya.

Editor: Gokli