Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anak Buruh Batako Tewas Tenggelam di Lubang Galian Pasir
Oleh : Ali/Dodo
Sabtu | 21-01-2012 | 10:15 WIB
ilustrasi-tenggelam.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Hambrani (30) dan Jamila (20) pasangan suami istri ini bukan main terkejut ketika anak pertamanya Khairul Rasidin yang masih berusia 2,5 tahun tenggelam di kolam bekas galian pasir di Batu Besar, sekitar pukul 18.00 WIB. Korban menghembuskan nafas terakhirnya ketika dibawa menuju ke klinik di Batu Besar, Jumat (20/1/2012) malam. 

"Sewaktu saya bekerja, saya heran tidak mendengar suara anak saya yang lagi bermain. Setelah sesaat mencari, saya melihat dia (korban-red) tenggelam di kolam itu," ujar pria yang tinggal di RT 01/17 Lembang Jaya, Batu Besar dengan lirih kepada wartawan. 

Hambrani mengatakan bekerja dirinya sering membawa anaknya ke lokasi pembuatan batako. Ketika mencari anaknya di sekitar lokasinya kerja melihat anaknya berada di dalam kolam galian pasir milik Aliang, dirinya berusaha untuk menyelamatkan anaknya dari kolam dengan kedalaman sekitar satu setengah meter itu. 

"Ia masih bernafas ketika saya angkat dari kolam. Tapi begitu sampai di klinik, katanya sudah meninggal dunia," ujar lelaki asal Jambi ini. 

Adanya korban jiwa lagi didalam galian pasir ini mendapat respon dari warga setempat. Warga berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap bekas galian itu. Karena jika tidak diambil langkah tegas, kolam bekas galian pasir ini akan terus memakan korban. 

"Seperti sudah menjadi agenda tahunan, anak-anak tenggelam di kolam galian pasir di sini. Apa pemerintah tidak peduli dengan keselamatan warganya yang berada di sekitar bekas galian yang selalu terancam. Apa lagi walikota kita orang dari sini (Batu Besar-red)" ujar Dewi, tetangga korban ini. 

Menurutnya, sejak tahun lalu kolam bekas galian pasir itu memakan korban jiwa, pemerintah setempat tidak sedikitpun mengambil pencegahan, seperti melakukan pemagaran. Tambahnya jika ada respon dari pemerintah kejadian ini kemungkinan besar tidak akan terulang kembali. 

"Coba saja lihat kolam-kolam itu, satupun tidak ada yang di pagar. Seperti sudah siap-siap memakan korban lagi," katanya.