Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelabuhan dan Bandara Batam Perlu Dikembangkan untuk Pacu Ekspor
Oleh : Redaksi
Minggu | 15-04-2018 | 10:04 WIB
rakor-bi111.jpg Honda-Batam
Rapat kordinasi pemerintah, pemerintah daerah dan Bank Indonesia di Radisson Hotel Batam. (Foto: Suci)

BATAMTODAY.COM, Batam - Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, berimbang, dan inklusif perlu didukung oleh surplus neraca berjalan. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah menggelar rapat koordinasi untuk mempercepat pengembangan industri berorientasi ekspor, baik padat karya maupun berteknologi tinggi, termasuk industri hilir.

Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan hasil rapat koordinasi, antara lain pengembangan kawasan industri secara menyeluruh, didukung insentif yang memadai dan infrastruktur yang berkualitas.

Selain itu, penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengimbangi aplikasi teknologi dan inovasi di manufaktur. Ketiga, perluasan akses pasar melalui perjanjian perdagangan. Keempat, keterkaitan industri domestik dengan rantai nilai global.

Agus menjelaskan untuk mendorong berkembangnya industri berorientasi ekspor di daerah melalui kemudahan perizinan dan insentif fiskal, yakni Percepatan implementasi program Online Single Submission (OSS) yang terintegrasi antara pusat dan daerah, terutama di daerah yang memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan kawasan ekonomi (Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, Free Trade Zone, dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), didukung pembentukan Satuan Tugas Percepatan Implementasi Berusaha di seluruh daerah.

Kemudian penyediaan insentif fiskal yang mencakup kegiatan ekspansi bisnis, industri pionir, e-commerce, UMKM, kawasan industri, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, serta Kawasan Ekonomi Khusus.

Selain itu juga ada penyesuaian tarif bahan baku dan barang impor mesin yang memberi insentif berkembangnya industri manufaktur, disertai penyederhanaan proses untuk memperoleh lisensi di lokasi industri dan perizinan ekspor dan impor. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi pemerintah menurunkan biaya logistik industri domestik.

"Khusus untuk Kepulauan Riau, untuk mendukung pengembangan potensi Batam sebagai pusat industri, perdagangan dan logistik, maka diperlukan percepatan realisasi rencana pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Tanjung Sauh dan Terminal Bandara Hang Nadim. Pembangunan instalasi air dan transmisi listrik," kata Agus dalam konferensi pers di Hotel Radisson, Batam akhir pekan ini.

Untuk mendorong pertumbuhan dibutuhkan penguatan sumber daya manusia untuk mendukung penyediaan tenaga kerja dengan keahlian yang sejalan dengan kebutuhan perkembangan teknologi dan otomasi proses produksi. Karena itu dibutuhkan penguatan kerja sama antara dunia industri dengan lembaga pendidikan untuk menyediakan pelatihan di lokasi produksi.

"Disertai perbaikan fasilitas pembelajaran dan penyusunan kurikulum pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan industri prioritas nasional," ujarnya.

Kemudian ada penyediaan insentif berupa super deduction bagi industri unggulan berbasis ekspor yang melakukan research and development (R&D) dan mengembangkan pendidikan vokasi.

Perluasan pasar ekspor industri nasional dengan menambah kerja sama perjanjian perdagangan bilateral/multilateral (Free Trade Agreement-FTA dan Preferential Trade Agreement-PTA) dengan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional, melalui percepatan proses negosiasi perjanjian kerja sama dengan pasar besar antara lain Indonesia-European Union CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), Indonesia-Australia CEPA, di luar negara-negara Asia Tengah dan Afrika.

Sumber: Detikcom

Editor: Surya