Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Solusi yang Ditawarkan Pemko Tanjungpinang untuk Pedagang TMN
Oleh : Habibi Khasim
Senin | 09-04-2018 | 11:16 WIB
riono-sekda-tpi2.jpg Honda-Batam
Sekda Tanjungpinang, Riono usai rapat bersama pegadang TMN. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Riono usai melakukan rapat bersama pedangang Tanjungpinang Night Market (TNM), menawarkan sejumlah solusi terkait keluhan para pedagang. Solusi itu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian pedagang.

"Kita sudah rapat dan mendapatkan beberapa formula yang bisa mengembalikan gairah pedagang," kata Riono, dikutip dari siaran pers Humas Pemko Tanjungpinang, Minggu (8/4/2018).

Terkait hal tersebut, tambah Riono, Pemko Tanjungpinang memberikan beberapa alternatif dan solusi yang akan diterapkan dalam waktu dekat. Ini bertujuan untuk kemudahan para pedagang agar dapat membantu pergerakan ekonomi masyarakat.

"Jadi solusinya, Moko diperbolehkan berjualan di siang hari di beberapa tempat alternatif seperti di pusat pemerintahan dan Kantor Wali Kota, Senggarang. Mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB sesuai hari kerja. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu mereka dipersilahkan berjualan di objek-objek wisata, misalnya di Tanjung Siambang, Patung 1000, Vihara Senggarang, bahkan di Masjid Raya Dompak. Tetapi Pemko harus lakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Pemprov dan pengelola objek wisata," jelas Riono.

Meski demikian, sambungnya, para pedagang tidak boleh menjual barang dagangan yang sama dengan pedagang lain, yang sudah berjualan terlebih dahulu di beberapa titik yang dijadikan alternatif tersebut. Sehingga pembeli juga dapat memilih beragam pilihan sesuai selera, dan tidak timbul pula perselisihan antar pedagang.

Sedangkan pada malam harinya para pedagang harus tetap berjualan di lokasi Kota Lama, Jalan Merdeka, Tanjungpinang yang sudah ditetapkan sebagai kawasan TNM.

Riono menambahkan, untuk menarik minat masyarakat, nantinya TNM bisa dilengkapi lampu hias berbentuk bunga atau bentuk lainnya yang dapat menarik wisatawan maupun masyarakat Tanjungpinang berbelanja di TNM.

Selain itu juga akan mencoba menggandeng masyarakat yang berada di pelantar untuk berjualan di sana. "Pertunjukan seni maupun musik dapat dilaksanakan di Jalan Merdeka agar TNM semakin semarak dan tidak monoton," tuturnya.

Ia juga berharap, stakeholder terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dapat mengambil peran dalam mensinergikan wisata malam di Kota Lama Tanjungpinang.

"Memulai sesuatu yang baru memang sulit, butuh waktu dan kesabaran, namun berbagai upaya tetap terus dilakukan agar Kota Lama hidup kembali," kata Riono.

Sebelumnya, Tanjungpinang Night Market (TMN) yang diresmikan pada pertengahan Januari 2018 untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya pedagang ternyata belum memberikan dampak positif. Bahkan, pedagangan 'ngos-ngosan' lantaran kurang mendapat respon dari masyarakat.

Pedagang mengaku, TNM sering sepi. Masyarakat kurang mengunjungi kawasan Kota Lama, meski telah ada TNM.

Hal itu langsung dicurahkan para pedagang kepada Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Riono saat melakukan rapat bersama para pedagang khusus yang berjualan di kawasan TNM, Minggu (9/4/2018).

Menurut pedagang, kawasan Kota Lama sepi dari pengunjung, sehinggga membuat pedagang tidak mampu menutupi modal yang dikeluarkan.

"Kalau dibilang rugi, kami rugi. Makanya kami mengadu kepada penerintah," tutur salah satu pedagangdi TNM, Minggu (8/4/2018).

Pedagang meminta Pemko Tanjungpinang mencarikan solusi agar mereka dapat menjalankan dagangannya sesuai dengan perencanaan awal. "Kita harapkan ada solusi yang bagus. Kami minta Moko ini harus bisa digunakan berjualan di siang hari juga dan di lokasi-lokasi yang bisa membuat dagangan kami laku," tutur pedagang tersebut.

Editor: Gokli