Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Risfaheri Sebut Kementan RI Upayakan Provinsi Kepri Jadi Lumbung Pangan
Oleh : Wandy
Senin | 02-04-2018 | 11:16 WIB
risfaheri-padi.jpg Honda-Batam
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Kementan RI, Prof. Risfaher saat meresmikan berasi hasil produksi petani di Desa Teluk Radang, Kabupaten Karimun. (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Kementan RI, Prof. Risfaheri menyampaikan pihaknya berupaya mewujudkan wilayah Provinsi Kepri menjadi lumbung pangan.

Hal ini disampaikan saat peresmian beras hasil produksi petani di Desa Teluk Radang, Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun, Senin (2/4/2018). Di mana, pengembangan pertanian ini dilakukan dengan sitem kawasan bioindustri.

Untuk mewujudkan itu, kata Prof. Rishaferi harus dilakukan secara integritas dari hulu ke hilir, mulai dari peningkatan produksi tanaman, penanganan pascapanen, pengolahan hingga pemasarannya.

"Sebagai penghasil di bidang pertanian harus menghasilkan berbagai inovasi guna meningkatkan produksi hingga penanganan pascapanen untuk hasil pengolahan produk pertanian," kata katanya.

Ia juga mengatakan, untuk konsep bioindustri berkelanjutan dengan prinsip low external input sustainable agriculture, zero waste, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi serta mampu meningkatkan nilai tambah yang berlipat. Agar ketersediaan pangan maupun manfaat ekonomi dapat diperoleh dari sentra-sentra produksi pertanian.

"Implementasi model kawasan bioindustri padi diawali dengan dibangunnya sarana penggilingan padi sistem auto-pneumatic (AP-RMU) yang teknologinya dikembangkan oleh Balai Besar Litbang Pascapanen, Balitbangtan," ujarnya.

"Selanjutnya inovasi Balitbangtan yang juga akan dikembangkan di Kundur adalah pemanfaatan sekam sisa pembakaran pada unit pengering untuk diproses menjadi produk biosilika dan asap cair," tambahnya.

Risfaheri berharap, penggilingan padi yang dikembangkan di Kundur ini diharapkan bisa menghasilkan beras sebanyak 50 ton per bulan.

"Jumlah ini diharapkan bisa mencukupi kebutuhan penduduk Karimun dan sekitarnya sehingga tidak harus menunggu kiriman dari daerah lain, apalagi kaluar sampai harus impor dari negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia, seperti yang selama ini terjadi," kata dia.

Editor: Gokli