Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur di Batam Butuh Investasi Rp 91 Triliun
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 08-03-2018 | 13:50 WIB
lukita_kita12.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo. (Foto: Irwan)

BATAMTODAY.COM, Batam - Batam yang akan bertransformasi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), ternyata membutuhkan investasi yang sangat besar khususnya pembangunan dan perbaikan infrastruktur.

Ditemui di Gedung Marketing Center Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kepala BP Batam Lukita Dinansyah Tuwo menjelaskan, pembenahan awal yang akan dilakukan terlebih dahulu ialah perbaikan infrastruktur di Pelabuhan Batuampar.

"Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar total investasi mencapai Rp 2,16 triliun. Dimana BP Batam akan bekerja sama dengan konsorsium PT Pelindo I (Persero)," ujarnya, Selasa (7/3/2018) sore.

Lukita juga menyampaikan, total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 91,96 triliun terdiri dari pengembangan, yang pertama Bandara Hang Nadim yang nilai investasinya Rp 2,7 triliun dengan skema pendanaan Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Pembangunan ditargetkan pada 2019 untuk terminal 2 dan terminal kargo.

"Jumlah total nilai investasi yang saya sebutkan ini sudah termaksud dengan ugrade Pelabuhan Batuampar," tegasnya.

Kedua air baku atau WTP Tembesi dengan biaya investasi Rp 4 miliar dengan skema KPBU. Kemudian pembangunan proyek rumah susun yang akan bekerja sama dengan Kementrian Perumahan dan Pekerjaan Umum (PUPR), dengan estimasi nilai investasi ini Rp 7,2 triliun.

Selanjutnya, pengembangan proyek Tanjung Sauh Container Port Project dengan nilai investasi US$ 4 miliar atau Rp 53,6 triliun. Serta Pengembangan proyek jembatan Batam-Bintan dengan investasi Rp 13 triliun. Dan yang terakhir pembangunan LRT Batam dengan investasi Rp12,9 triliun. Skema pendanaan bisa dengan KPBU. Target konstruksi 2023 dan target operasi pada 2025.

"Dengan konsep seperti ini maka kita berharap pertumbuhan Batam 7 persen bisa tercapai. Itu master plan pertama, ditambah dengan terintegrasinya daerah, itu menjadi satu kesatuan, kita mengharapkan pembangunan ekonomi bisa mencapai 7 persen," ungkap Lukita.

Editor: Yudha