Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Beras di Batam Melambung, Stok Kosong Pula
Oleh : Irwan Hirzal
Selasa | 30-01-2018 | 15:50 WIB
Wawako-Batam,-Amsakar1.jpg Honda-Batam
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad. (foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Harga bera di pasar-pasar di Batam mulai melambung, itu diakibatkan stok di para distributor mulai menipis bahkan kosong. Hal ini lantaran pemerintah pusat belum memberikan izin impor beras dari luar ke Kepri.

Kondisi ini mengakibatkan harga beras di Batam bisa mencapai Rp 15-18 ribu per kilogram. Karena beras impor harus melalui Jakarta, sebelum masuk dan beredar di Batam. Hal ini membuat distributor dan bulog kehabisan stok dan harga melambung.

"Kami pernah sampaikan ke Nyatkadir Komisi VI DPR RI, karena Mentri Perdagangan bagian dari mitranya. Memang di Komisi VI bersama Mentri Perdagangan tengah membahas lebih dalam, permasalahn impor beras ini di Kepri," ujar Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad.

Ia mengaku tingginya harga beras di Batam disebapkan Bulog harus menginpor beras dari Jakarta dengan daerah lain dengan harga yang lebih tinggi Rp13-14 ribu. Sementara harga standar beras yang ditetapkan Mentri Perdagangan Rp12 ribu per kilogram.

Hal itu yang membuat distributor berfikir pengadaan beras di Batam. Karena mereka bisa merugi mendatangkan beras dari Jakarta atau daerah lain seperti Jawa.

"Mentri Perdagangan sudah menetapkan harga beras Rp12 ribu. Tapi di Batam kalau diangkut dari daerah lain itu harganya mencapai Rp13-14 ribu. Makanya distributor kecendrungan makin berfikir pengadaan beras. Karena itu kita sampaikan," ujarnya.

Ia berharap Kepri khususnya Batam bisa kembali mendapatkan izin inpor beras dari luar. Dengan catatan ada pengawasan secara khusus dalam memantau distribusi beras secara ketat.

"Harapanya pusat bisa kembli membuka Inpor beras. Tapi dengan pengawasan ketat untuk distribusianya. BUMD bisa mengambil peran, tapi bagaiman keputusan di rapat umum pemegang saham (RUPS). Modal pemerintah harus besar Kalau layak kita akan masuk. Soal ini masih kami bahas dan menjadi pertimbangkan pemerintah," pungkasnya.

Editor: Dardani