Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menghapus Tato Demi Hijrah
Oleh : Redaksi
Sabtu | 27-01-2018 | 19:02 WIB
menghapus-tato.jpg Honda-Batam
Dalam beberapa kasus, perlu beberapa kali tindakan untuk bisa menghapus tato. (Sumber foto: CNN Indonesia)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bachtiar tak lagi muda. Pria berusia 54 tahun asal Pasar Kamis, Tangerang, itu ingat ketika masih muda ia kerap bertindak sesukanya, termasuk membuat empat tato di tubuhnya.

Empat tato itu tersebar di bagian tubuhnya: satu di lengan kiri, dua di dada, dan satu di punggung. Ia memamerkan tato di lengannya kepada wartawan untuk diambil gambarnya. Nampak kulit di tato itu terlihat sedikit membengkak akibat panas laser penghilang tato.

"Awalnya karena saya dapat telepon dari keponakan terus bilang 'om coba ikut deh ini gratis nanti aku yang daftarin, om tinggal dateng aja'," kata Bachtiar sambil menirukan suara keponakannya.

Ayah dari tiga anak itu mendaftar program menghapus tato yang digagas oleh Islamic Medical Service (IMS) di Masjid Cut Mutia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1). Di antara yang lain, Bachtiar termasuk salah seorang peserta paling tua dari 120 orang yang datang hadir di kompleks masjid.

Pada mulanya Bachtiar tidak berminat menghapus tatonya meski memang merasa agak 'jengah' dengan koleksi rajahnya yang sudah bertahan selama 23 tahun. Pasalnya, beberapa kawan bercerita kepadanya biaya untuk menghapus tato bisa sampai puluhan juta rupiah.

"Makanya saya waktu itu enggak mau."

Hal itu berubah ketika Bachtiar mulai rajin beribadah. Puncaknya adalah ketika ia berencana berangkat ke Tanah Suci untuk umroh pada 10 Februari nanti.

"Saya mau bener-bener hijrah dengan ini," ucapnya penuh senyum bangga.

Mereka yang datang ke program ini, umumnya ingin melepaskan masa lalu mereka. Kepada laser penghancur tinta rajah, mereka berharap.

Ade, remaja 17 tahun asal Bogor, adalah contoh yang tepat untuk itu. Ade punya tato hampir di sekujur kedua lengannya. Sebuah lagi ia miliki di wajahnya yang hampir menutupi setengah muka, membuat sangar penampilannya.

Keinginan Ade menghapus tatonya karena tak kuat oleh tekanan sosial di sekelilingnya. Ia lelah mendapat sorotan negatif. Apalagi hampir satu tahun ini Ade bergabung dengan komunitas punk sehingga memperkuat imej negatif dirinya di masyarakat.

Namun satu pendorong terbesar bagi Ade untuk menghapus tatonya adalah orang tua. Dia tak mau terus membangkang kepada mereka.

"Pengen tobat, kasihan sama orang tua."

Dorongan untuk tobat juga ada di benak Yane Fitria Mulya (37). Yane adalah segelintir perempuan yang datang di program menghapus tato ini. Datang dari Pulo Gebang, perempuan berjilbab ini ingin menghilangkan dua tatonya yang terletak di dada kanan dan pinggul kiri.

Berbeda dengan Bachtiar dan Ade, Yane sudah punya keinginan menghapus tato cukup lama. Dia sudah meriset kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk menghapus kedua tatonya. Keinginan Yane untuk menyempurnakan ibadah jadi alasannya bertekad menghapus semua tatonya.

"Beruntung, Allah sepertinya masih sayang sama saya sehingga dikasi tahu ada program gratis ini," ucap Yane.

Ketiga orang itu perlu waktu lebih dari sekali penanganan untuk menghilangkan tato mereka. Mereka diharuskan datang kembali jika ingin merontokkan semua rajah di tubuhnya.

Dwijuni, dokter dari Islamic Medical Service (IMS) yang menggagas program ini, menyebutkan perlu hingga tiga kali untuk menghapus tato dengan laser. Meski metode ini relatif tak menyakitkan pasien, ada keterbatasan tubuh untuk ditembak sinar laser.

"Ada batas toleransi tubuh dalam menerima panas laser," kata Dwijuni.

Bachtiar, Ade, maupun Yane adalah sedikit dari mereka yang datang hari ini untuk mengahpus tato dengan tujuan yang sama: hijrah. Bagi mereka rajah adalah kenangan yang perlu dihapus untuk memberi jalan menuju pribadi baru.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Udin