Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Upaya Merelokasi Penduduk Asmat karena Busung Lapar, bukan Solusi
Oleh : Irawan
Jum\'at | 26-01-2018 | 09:02 WIB
fahri_hamzah22.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kejadian Luar Biasa (KLB) busung lapar di Kabupaten Asmat, Papua, merupakan tragedi kemanusiaan, di tengah pembanganunan infrastruktur yang masif oleh pemerintah. Apalagi, pemberitaan di media internasional telah menyebutkan bahwa anak-anak yang meninggal dunia di Asmat akibat gizi buruk dan campak mencapi ratusan.

Tragedi busung lapar tersebut, menurut Wakil Ketua DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Koorkesra), Fahri Hamzah, ada suatu kesalahan tata kelola bahan pangan yang dilakukan oleh negara di Kabupaten Asmat.

"Kok bisa ada rakyat di suatu kabupaten meninggal begitu banyak oleh campak dan gizi buruk. Ini luar bisa kegagalan kita bernegara," kata Fahri kepada wartawan di Gedung DPR RI, kemarin.

Karena itu, Anggota DPR dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu memandang perlu adanya penangananan segera supaya korban tidak bertambah. Sebab, gizi buruk dan campak di Asmat itu tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba.

"Orang Papua punya tradisi mengelola makanannya dan gizi yang tak pernah ada masalah. Tapi sekarang ini ada mekanisme yang salah, misal memaksakan beras. Sebab, tidak bisa orang itu tiba-tiba gizi buruk dan campak," ungkapnya.

Disinggung soal upaya pemerintah untuk merelokasi penduduk Asmat, dinilai Fahri bahwa solusi itu tidak tepat. Alasannya, warga yang direlokasi justru bisa memicu masalah lain di daerah baru.

"Tidak bisa begitu, nanti orang curiga ada apa. Jangan-jangan orang bilang ada emas. Begitu kan nanti kecurigaan orang," paparnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan kepala daerah di Papua untuk membicarakan gizi buruk yang melanda Asmat, di Istana Bogor, Selasa (23/1/2018). Jokowi mengusulkan, agar warga yang terdampak gizi buruk dan campak direlokasi.

Editor: Surya