Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lukita Sebut Investasi di Batam Terhambat karena Banyak Lahan Menganggur
Oleh : Irawan
Rabu | 24-01-2018 | 12:26 WIB
Lukita-OK1.jpg Honda-Batam
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo menegaskan, banyak lahan di Batam yang tidak produktif dan dibiarkan menganggur di kawasannya, mencapai 5.000 hektare (ha) hingga 6.000 ha.

Banyaknya lahan menganggur ini bisa menghambat investasi sebab banyak penanam modal yang mau berinvestasi di Batam, namun terhalang karena tidak tersedianya lahan.

Padahal, investasi ini penting agar pertumbuhan ekonomi Batam bisa mencapai 7 persen setelah sempat mundur ke kisaran 5 persen.

"Kunci lahan ini paling penting. Di masa lalu, banyak investor datang tapi lahan sudah dimiliki oleh orang," ujar Lukita ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Selasa (23/1/2018) malam.

Makanya, baru-baru ini terbit Peraturan Kepala (Perka) BP Batam Nomor 27 Tahun 2017 yang meminta pemilik lahan di Batam untuk segera menggarap lahan yang dimilikinya.

Jika tidak, maka BP Batam tak segan-segan mencabut izin penggunaan lahannya. BP Batam juga intensif melakukan pemanggilan terhadap pemilik lahan menganggur tersebut.

"Kami berharap, ini bisa dilakukan seterusnya, karena lahan ini besar sekali. Jangan sampai semuanya bangun rumah toko (ruko), resor, semua ini harus seimbang," tutur Lukita.

Dengan langkah ini, ia berharap investasi tak perlu mengantre kembali sehingga bisa meningkatkan nilai realisasi investasi investasi di Batam. Adapun sepanjang tahun lalu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$1,11 miliar atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$471,36 juta.

Lukita sendiri tak menyebut target realisasi investasi tahun ini. Namun, ia mengaku, telah meneken persetujuan dua rencana PMA yang diajukan oleh perusahaan asal China di awal bulan ini. Salah satunya, yaitu PT Hong Sheng Plastic Industry dengan nilai US$3,75 juta.

"Di awal 2018 ini, saya sudah menandatangani dua komitmen investasi dari China. Saya sudah melihat minat investasi berdatangan, dan salah satu mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen ya dengan investasi," pungkasnya.

Editor: Surya