Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nurdin Minta Regulasi dan Penyelesaian Lahan Penghambat Investasi di Kepri Diselesaikan
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 24-01-2018 | 08:50 WIB
nurdin-dan-jumaga-nadeak.jpg Honda-Batam
Gubernur dan Ketua DPRD Kepri bersama Gubernur provinsi lainnya saat mengikuti rapat bersama Presiden di Istana negara (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dapat tugas berat dari Presiden agar daerah dapat memanfaatkan segala potensi di daerahnya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah dalam meningkatkan ekonomi nasional yang akhir-akhir ini cenderung melambat, Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun, meminta pusat kemudahan dan penyelesiakan regulasi yang penghambat Kawasan Ekonomi Eksklusip dan penyelelesiaan lahan kawasan investasi di Provinsi Kepri.

Hal itu dikatakan Nurdin Basirun usai menghadiri rapat percepatan pelaksanaan berusaha di daerah yang dipimpin langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang diikuti seluruh Gubernur dan Ketua DPRD se-Provinsi, di Istana Negara Jakarta, Selasa (23/01/2018).

Melalui rilis, Nurdin juga menegaskan, sebagaimana yang ditegaskan Presiden, di dalam rapat bahwa untuk perbaikan ekonomi Kepri, Pemprov Kepri tidak mau lambat-lambat dan berharap 2018 ini tingkat peretumbuhan ekonomi Kepri sudah mulai pulih.

"Kita tidak mau lambat. Presiden juga maunya cepat dan 2018 ini harus sudah mulai pulih. Intinya ada komitment dan kemudahan regulasi dalam berinvestasi," katanya.

Dalam rapat tadi, tambah Nurdin, Presiden Joko Widodo juga mengatakan terus berupaya mempermudah izin berusaha dan investasi di dalam negeri.

Khusus Kepri, tambah dia, sebagai daerah yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga, Kepri memiliki jalur perdagangan laut yang strategis, yakni Selat Malaka. Maka Presiden meminta agar jalur perdagangan dunia tersebut bisa dimaksimalkan perannya.

Indonesia dan Malaysia, sama-sama memiliki jalur Selat Malaka. Itu adalah jalur perdagangan dunia yang sangat strategis dan menguntungkan.

"Hanya saja kita belum memanfaatkannya dengan maksimal, sebagaimana Malaysia memanfaatkan jalur itu," katanya.

Dengan memanfaatkan jalur Selat Malaka, tambah Nurdin, Malaysia bisa mendongkrak perekonomiannya terutama di Johor dan Malaka hingga tumbuh sebesar 51 persen. Sementara Indonesia hanya tumbuh 10 persen.

"Potensi keberadaan jalur Selat Malaka inilah yang perlu kita maksimalkan perannya dalam mendongkrak ekonimi Kepri," kata Nurdin.

Untuk mencapai hal tersebut, Nurdi berharap agar beberapa kendala yang menghambat pembentukan kawasan Ekonomi Khusus bisa segera diselesaikan dan membuat regulasi-regulasi yang mempermudah investasi di Kepri.

"Sekarang ini beberapa investasi tetap jalan dan kita berharap agar segala kendala pembentukkan kawasan ekonomi khusus bisa diselesaikan.

Karena, seperti proyek di Galang Batang itu, atau PT Bintan Alumina sampai sekarang sudah menyerap sekitar sekitar US$ 91 juta atau hampir mencpai Rp36 triliun rupiah.

"Itu adalah potensi yang sangat besar. Ada juga jalur Selat Durian yang dijadikan pusat investasi oleh pengusaha Timur Tengah yang bergerak di bidang suplay minyak mentah. Di samping itu juga ada Pulau Asam yang siap menampung investor," kata Nurdin.

Oleh sebab itu, kata Nurdin, agar segala potensi tersebut tidak lepas, dia meminta kepada Kementerian Kehutanan agar proses kepengurusan masalah lahan bisa segera diselesaikan.

"Ini adalah moment untuk ekonomi kita bangkit. Tapi kalau masalah lahan ini tidak segera diselesaikan, takutnya nanti malah lepas lagi kesempatan yang kita miliki ini," pungkasnya.

Editor: Udin