Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Penari Dancer Seksi di Hall Campion Tak Sesuai Adat Istiadat dan Budaya 'Bumi Berazam'
Oleh : Wandy
Minggu | 07-01-2018 | 12:30 WIB
ketua_mui_karimun.gif Honda-Batam
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Karimun Kholif Ihda Rifai (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Aksi penari dancer seksi di Hall Champion Hotel Aston Karimun dinilai tidak sesuai dengan adat istiadat dan budaya di Bumi Berazam, sebutan untuk Kabupaten Karimun ini, karena dinilai menonjolkan porno aksi dan pornografi.

Hal itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Karimun Kholif Ihda Rifai kepada BATAMTODAY.COM, Minggu, (7/1/2018).

"Aksi seperti itu tidak mencerminkan adat budaya kita di Kabupaten Karimun ini, sebab kita ini kan berada di tanah melayu serta menjunjung tinggi syariat, tentunya hal tersebuy harus dikritisi agar segera dilurukan kembali," kata Kholif saat ditemui dikediamannya.

Dia juga mengatakan, hal seperti itu sama saja mencederai Bumi Berazam yang selalu menjunjung tinggi adat dan budaya, sebab menari sambil mengumbar aurat merupakan aib yang diobral lalu di konsumsi oleh khalayak ramai.

"Menurut ajaran islam membuka aurat merupakan suatu aib sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran adat dan budaya, ditambah lagi hal tersebut diobral dan di konsumsi oleh orang-orang, untuk itu hal tersebut harus diluruskan kembali," jelasnya

Kholif juga berpesan kepada pihak yang berwajib agar segera menghentikan hal tersebut, sebab nantinya akan merembet sehingga tidak lagi menghargai adat dan budaya di Bumi Berazam ini.

"Dan kalau pun kegiatan itu sudah ada hendaklah dapat dikemas dengan baik dengan tidak mengubar aurat secara fulgar, masih banyak cara lain menarik pengunjung, tidak dengan mencoreng adat budaya di Bumi Berazam dengan penari Dancer yang seksi," ujarnya

Dia juga mengatakan untuk pihak managemet Hotel Aston Karimun, di harapkan dapat mengganti hiburan yang sesuai dengan adat istiadat di Kabupaten Karimun.

"Hendaknya dibungkus dengan lebih manis lagi, dan lebih berbudaya santun, karena kita berada di tanah melayu yang menjunjung tinggi adat istiadat, karena saya rasa semua agama akan berpendapat sama yaitu menolak kemaksiatan dan menolak pornografi," kata Ketua MUI Kabupaten Karimun mengakhiri.

Editor: Surya