Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dianggap Tak Majukan Bangsa

Golkar Minta Politik Intrik Dihentikan
Oleh : Surya
Senin | 10-01-2011 | 17:55 WIB

Jakarta, batamtoday - Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto mengawali tahun 2011, mengajak semua pihak untuk mengakhiri  intrik politik, yang mengarah fitnah politik maupun pendzaliman.  Cara-cara politik tersebut dinilai tak akan memajukan bangsa Indonesia bahkan sebaliknya membawa kemunduran bangsa.

“Memasuki tahun  2011, kami mengajak semua pihak mengakhiri intrik politik maupun pembongkaran kasus. Ketua Umum Partai Golkar meminta agar cara berpolitik seperti itu dihentikan, “ ujar Setya Novanto didampingi Idrus Marham, Sekretaris FPG Ade Komaruddin, Wakil Sekretaris FPG Anton Supit, dan Robert  Kardinal di ruang FPG, gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Senin (10/1)

Sedangkan Idrus mengungkapkan Ketum PG Aburizal Bakrie merasa sedih atas masih adanya praktek intrik politik dan fitnah selama  tahun 2010.

"Beliau sedih bukan karena nama beliau dikaitkan dengan politik intrik. Jika tradisi semacam itu terus dipertahankan, maka bangsa ini tidak akan bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya," ujar Wakil Ketua komisi II DPR RI itu.

Menyongsong tahun 2011, Idrus menegaskan Golkar akan menjadikan momentum  tujuh perubahan. Ketujuh hal itu adalah pertama momentum untuk mengubah politik pembongkaran menjadi politik penataan. Kedua merubah tradisi intrik menjadi tradisi mengemukakan gagasan konseptual memerlukan keberanian dan kecerdasan.

Ketiga, momentum untuk merubah politik fitnah menjadi politik harmoni dan produktif. Keempat, momentum untuk merubah wacana menjadi program nyata sebagai instrumen politik partai. Kelima, momentum untuk membangun.

Keenam, momentum untuk meningkatkan kualitas hidup dan daya saing bangsa. Ketujuh, momentum untuk menjadikan hukum sebagai panglima, sehingga tidak ada lagi politisasi hukum.

"Itu semua ajakan Ketua Umum, dan yang menjadi dasar Partai Golkar menjalankan fungsi legislasi maupun budgeting-nya di parlemen," kata Idrus seraya mengatakan PG akan menghindari politik abu-abu, tetapi memiliki keberanian untuk menyampaikan pandangan politik beserta segala resikonya.