Buffer Zone di Batuaji Kerap Dijadikan Gudang Toko Bangunan
Oleh : Yosri Nofriadi
Sabtu | 14-10-2017 | 15:26 WIB
Buffer-Zone1.gif
Buffer zone dijadikan gudang oleh toko bahan bangunan. (Foto: Yosri)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penyalahgunaan row jalan untuk kepentingan pribadi masih terus diatasi secara baik di wilayah Batuaji. Mulai dari kios liar sampai bangunan permanen masih berdiri di lokasi buffer zone.

Selain kios liar lokasi, lokasi buffer zone juga marak digunakan untuk gudang material dari toko-toko bangunan didekat jalan raya. Seperti yang terlihat didepan Taman Carina, Tanjunguncang, yang berada di depan Mako Polisi Pamong Praja (Satpoll PP) Kota Batam yang sudah dipenuhi oleh bangunan semi permanen untuk menyimpan peralatan bangunan. Tumpukan pasir, batu bata dan balok kayu merusak pemandangan di sepanjang jalan Brigjen Katamso tersebut.

Sebelumnya Tim Terpadu Kota Batam sudah memberikan peringatan terhadap toko bangunan yang mengunakan lokasi buffer zona itu. Namun penertiban yang dilakukan selama ini hanya membongkar kios liar atau gerobak pedagang kaki lima yang berdiri di pinggir jalan utama.

Warga korban penertiban kembali mempertanyakan keseriusan pemerintah. Warga memilih penertiban yang dilakukan kepada pedagang kaki lima yang gencar selama ini syarat dengan kepentingan. Sebab penertiban yang dilakukan hanya untuk pedagang kaki lima. Sementara pemilik toko material yang juga memanfaatkan lahan buffer zona sepertinya dilindungi.

"Penertiban selama ini terkesan pilih kasih. Buktinya gerobak diusir. Sementara gudang toko bangunan tidak dibongkar," ujar Ando pedagang di sana, Sabtu (14/9/2017).

Camat Batuaji Fridkalter mengaku, memang masih banyak bangunan liar yang berdiri dilokasi buffer zona dan menghambat pembangunan. Namun demikian penertiban akan tetap dilakukan dengan secara bertahap.

"Masih banyak memang, tapi tidak bisa ditertibkan secara secara bersamaan. Penertipan akan terus berjalan pada titik yang lebih penting dulu. Saat ini penertiban bangunan diatas drainase untuk mengatasi persoalan banjir," ujar Fridkalter.

Editor: Yudha