Perusahaan Asal Bandung Menangkan Tender Penarikan Retribusi Sampah di Batam
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 28-07-2017 | 10:40 WIB
sampah-00.gif
Sampah berserakan di salah satu tempat pembuangan sementara di Batam. (Foto: Dok)

BATAMTODAY.COM, Batam - PT Multi Media Kreasi Indonesia, perusahaan asal Bandung, ditetapkan menjadi pemenang tender pemungutan retribusi sampah secara online di Batam. Perusahaan ini mengajukan penawaran yang lebih tinggi dari 36 perusahaan lainnya yang ikut lelang.

"Perusahan asal Bandung pemenang tendernya. Kalau tidak salah namanya PT Multi Media Kreasi Indonesia," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dendi Purnomo melalui Kepala Seksi Retribusi DLH Batam Dwiki Septiawan, Jumat (28/07/2017).

Retrebusi sampah secara online, kata Dwiki, akan diterapkan guna menambah daya gedor dan tentunya menghindari pembayaran tunai. Sebelumnya, pihaknya sudah menerapkan pembayar non tunai, namun tidak pada kalangan perumahan, dan pedagang, tetapi ke perusahan di Batam.

"Kami sudah terapkan, tapi tidak keseluruhanya, hanya kalangan perusahaan saja. Mudah-mudahan kalau infrstuktur memadai, 1 September 2017 semua retribusi sampah sudah secara online. Itu arahan pimpinan (Wali Kota Batam)," ujarnya.

Dwiki mengatakan, saat ini DLH tengah menunggu Pemerintah Kota Batam dalam melakukan kerja sama dengan bank. Karena retribusi online diterapkan salah satunya harus menyiapkan infrstuktur, seperti alat kartu dalam pembayaran serta alat edisi pembaca kartu.

Infrastuktur tersebut harus disiapkan oleh bank, karena kalau langsung pemerintah anggarannya yang dibutuhkan sangat besar. Sejauh ini sudah ada dua bank yang melakukan pesentase, yakni Bank Riau Kepri dan BNI.

"Kita tunggu bank mana yang ditunjuk pemerintah. Kita konsep sudah ada, tapi barang contoh diterapkan belum ada, kami masih menunggu kelanjutan pemerintah," ujarnya.

Meskipun demikian, pihaknya belum memikirkan sosialisasi kepada masyarakat Batam dalam penerapan retrebusi online. Karena pihaknya saat ini fokus objek mana yang nantinya akan menjadi percontohan.

Dwiki menambahkan penerapan sistem tersebut berharap pendapatan lebih besar. Namun demikian kebijakan baru belum tentu bisa meperoleh penghasilan atau mengalami perubahan signifikan.

"Tentu tidak mungkin suatu kebijakan membuahkan hasil yang signifikan. Karena membiasakan masyarakat dalam program baru itu butuh proses," pungkasnya.

Editor: Gokli