Saat Mengikuti Diksar Bela Negara

Mahasiswa Poltek Batam Meninggal Akibat Kelainan Jantung dan Fungsi Hati
Oleh : Romi Candra
Jum\'at | 28-07-2017 | 08:38 WIB
rumah-duka-poltek1.jpg
Suasana di rumah duka mahasiswa Poltek Batam Moses Brian Renaldy, yang meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dasar bela negara, Kamis (27/7/2017) siang, sebelum almarhum dikebumikan. (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Politeknik Negeri Batam akhirnya angkat bicara terkait meninggalnya Moses Brian Renaldy Dolok Saribu (18), mahasiswa baru Program Studi Diploma lll Teknik Perawatan Pesawat Udara, Rabu (26/7/2017).

Direkrur Politeknik Negeri Batam, Priyono Eko Sanyoto, mengatakan, kegiatan yang diikuti oleh almarhum bukan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek), tetapi program pendidikan dasar (Diksar) bela negara, kedisiplinan dan kepemimpinan taruna baru yang bekerjasama dengan Batalyon lnfanteri 10 Marinir/SBY sebagai pelatih.

Diksar bela negara yang diiukti almarhum Moses merupakan pendidikan dasar untuk mahasiswa tingkat I program studi Diploma lll Teknik Perawatan Pesawat Udara.

Sementara Danyon lnfanteri 10 Marinir/SBY, Letnan Kolonel Charles Lumban Gaol, saat mengadakan konferensi pers di Politeknik Batam, Kamis (27/7/2017) sore, mengatakan, pihaknya berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya mahasiswa Politeknik Batam itu.

Charles menegaskan, dalam latihan bela negara tidak ada unsur kekerasan serta paksaan layaknya seorang militer. Pada hari Moses meninggal, kata Charles, ia mengikui latihan setelah beberapa hari sebelumnya tidak ikut karena mengalami cidera kuku kakinya lepas.

"Kemarin yang bersangkutan ikut kegiatan sejak pagi. Namun siangnya, saat berkumpul di balai prajurit, ia melapor tidak enak badan. Setiap latihan kami juga melibatkan dokter, sehingga ia langsung ditangani," ungkapnya.

Begitu dilakukan pengecekan oleh dokter, lanjut Danyon lnfanteri 10 Marinir/SBY, kondisi Moses semakin memburuk dan mengalami penurunan kesadaran dan dibawa ke balai pengobatan di Mako Marinir. Namun kondisinya makin parah sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batuaji Batam.

"Di rumah sakit, Moses langsung ditangani dokter di UGD, dan pada pukul 19.28 WIB dinyatakan meninggal dunia. Malam itu juga, langsung dilakukan visum untuk mengetahui penyebab kematiannya. Di sana juga ada pihak dari Polresta Barelang. Hasilnya, tidak ditemukan adanya kekerasan pada tubuh yang bersangkutan," jelasnya.

Pimpinan pelatih dari Marinir dalam kegiatan tersebut, Mayor Lisman Manurung, mengatakan, dalam latihan bela negara yang dilakukan tidak menekankan seperti militer, karena tidak membutuhkan mengangkat senjata. Tapi mereka dilatih untuk bela negara, serta kedisipilinan yang sangat diperlukan dalam program stusi yang diambil.

Dalam Latihan, pihaknya juga tidak memaksa peserta harus bisa dan kuat seperti temannya. "Setiap apel pagi, selalu ditanyakan oleh pelatih apakah ada siswa yang sakit. Bahkan saat mengikuti kegiatan, jika peserta tidak sanggup berlari, dan berjalan kaki, pasti diawasi pelatih," paparnya.

Untuk kegiatan sehari-hari, dijadwalkan bangun pagi dan kemudian senam yang tidak asal-asalan. Kemudian joging sebentar dan dilanjutkan MCK. Begitu juga pada siang hari sebelum makan, dilakukan kegiatan fisik seperti push up, lari, sit up dan sebagainya.

"Tujuan kegiatan fisik sebelum makan, agar peserta mengeluarkan keringat dan makan banyak sehingga menghabiskan makanan yang disiapkan. Kalau tidak dihabiskan akan mempengaruhi kegiatan fisik selanjutnya. Selain itu, kami juga mengajarkan agar tidak mubazir," tambahnya.

Sementara menurut Perwira Keseharan Marinir, Letnan Dua Laut (K) Dr Ricky Permata Irza, keterangan yang didapat dari pihak rumah sakit, Moses meninggal karena kelainan jantung dan fungsi hati. "Yang beesangkutan dinyatakan meninggal karena ada kelainan jantung dan fungsi hati," pungkasnya.

Editor: Dardani