Premium Langka di Batuaji dan Sagulung
Oleh : Yosri Nofriadi
Selasa | 30-05-2017 | 12:50 WIB
premium-langka1.gif
Warga kesulitan mendapat premium di SPBU Batuaji dan Sagulung . (Foto: Yosri)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium semakin langka di Wilayah Kecamatan Batuaji dan Sagulung. Sudah empat hari belakangan ini warga kesulitan mendapatkan premium.

Semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kehabisan stok premium sejak Sabtu (27/5/2017) lalu. Hingga Selasa, (30/5/2017) siang, premium masih juga kosong. Tak ada pilihan lain, warga terpaksa membeli pertalite untuk kendaraan mereka.

"Sejak Sabtu saya tunggu untuk dapat premium, tapi sampai pagi ini tetap tak ada. Makanya tadi saya isi pertalite lagi, daripada isi premium eceran," ujar Rito warga Batuaji.

Kondisi itu dikeluhkan masyarakat karena harga pertalite lebih mahal dari premium. Warga juga merasa dipermainkan Pertamina karena dianggap tak bisa mengambil keputusan tegas. Jika memang premium tidak dihapuskan seharusnya stok premium di SPBU diperhatikan agar tidak kosong sampai berhari-hari seperti itu.

"Jangan menyiksa seperti ini. Sebentar ada sebentar habis. Jadi tak jelas bahan bakar yang mau digunakan kendaraan kami. Kalau mau hapuskan premium hapuskan saja," ujar Reza warga lainnya.

Sementara, salah satu petugas SPBU di Merapi Subur Batuaji mengakui jika stok premium sudah habis sejak Sabtu lalu. "Iya sudah tiga hari kosong. Nanti sore baru ada lagi," ujarnya.

Hal yang sama terjadi di SPBU Tanjunguncang. Petugas disana mengaku kekosongan stok premium akibat belum didistribusikan Pertamina. "Memang belakangan ini cepat kali habis, jadi agak langka. Nggak tahu kenapa. Padahal stok yang diantar tetap sama kok. Mungkin penggunanya makin banyak," ujar petugas SPBU.

Pihak SPBU pada umumnnya mengelak jika kekosongan stok premium yang kerap terjadi belakangan ini karena adanya upaya pengalihan ke pertalite. Menurut mereka, kekosongan sering terjadi karena permintaan penggunaan premium meningkat.

"Pasokan masih sama kok. Sekali antar 18 sampai 20 ton. Cuman karena banyak yang antri, jadi memang cepat habis," ujar Rofiq, kepala pengawasan SPBU Tanjunguncang.

Editor: Yudha