Drama Penangkapan Bandar Narkoba Internasional

Batam Masih Jadi Primadona Transit Narkoba
Oleh : Romi Candra
Kamis | 27-04-2017 | 08:50 WIB
Batam_center_terminal_ferry.jpg

Pelabuhan Fery Internasional Batam Center, menjadi salah satu pintu masuk narkoba dari Malaysia. (Foto: Batamtoday.com)

 

BATAMTODAY.COM, Batam - Pengungkapan jaringan narkoba internasional yang dilakukan petugas Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU BC) Tipe B Batam bersama Satuan Reserse Narkoba Polresta Barelang, membuahkan hasil. Meskipun, arus narkoba itu terus masuk ke Batam.

 

Setelah menangkap kurir sabu itu bernama Ratna di Pelabuhan Internasional Batam Center, terungkap bahwa Batam hanya dijadikan transit. Sementara 700,9 gram sabu dan 100 pil ekstasi yang disembunyikan di perut Ratna itu, rencanakan akan dibawa ke Palembang untuk diberikan kepada sang bandar, Indra.

"Dari keterangan yang didapat saat diperiksa, Ratna mengaku akan membawa ke Palembang. Dari sana kita langsung berkoordinasi dengan Satres Narkoba Polresta Barelang untuk mengejar pemilik barang," ungkap Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi (Kabid BKLI) Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU BC) Tipe B Batam, Raden Evy Suhartantyo, saat ekspose di Mapolresta Barelang, Rabu (26/4/2017).

Ratna ditangkap pada Jumat (21/4/2017) siang di Pelabuhan Internasional Batam Center. Kemudian tim dari BC Batam bersama Satres Narkoba Polresta Barelang, berangkat ke Palembang pada Sabtu (22/4/2017).

"Tim berangkat dengan membawa Ratna untuk memancing Indra. Sesuai keterangan Ratna mereka merencanakan akan melakukan transaksi di sebuah hotel mewah di Palembang," lanjutnya.

Sesuai dengan rencana itu, Ratna dibawa ke hotel yang disebutkan. Kemudian pada Minggu (23/4/2017) pagi, Ratna diminta menghubungi Indra agar datang untuk mengambil paketnya.

"Awalnya Indra sempat merasa curiga, dan berniat merubah rencana awal. Ia meminta Ratna untuk melakukan transaksi di luar hotel," tambah Evy.

Namun Ratna terus berupaya meyakinkan Indra agar datang ke hotel. Sehingga, Indra akhirnya memenuhi permintaan tersebut, dikarenakan ia menunggu kedatangan narkoba itu.

"Begitu Indra datang, ia sempat berbincang dengan Ratna untuk meyakinkan tidak ada kecurigaan, dengan mengawasinya. Tidak lama kemudian, barulah Indra dibekuk. Upaya pengungkapan ini nysris gagal, karena Indra awalnya memiliki firasat ada yang tidak beres. Namun akhirnya berhasil ditangkap," jelas Evy.

Drama pengungkapan jaringan narkoba internasional itu, juga berlangsung seperti yang ditayangkan pada film-film. Evy sendiri, juga mengapresiasi kinerja yang dilakukan Satres Narkoba Polresta Barelang.

Sementara itu, Kapolresta Barelang, AKBP Hengki, mengatakan, jaringan narkoba berneda dengan kasus kriminal lainnya. Pengungkapan yang dilakukan harus dilakukan secara maksimal. Sebab, para,lelaku sangat berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya.

"Jaringan narkoba memiliki rantai yang rumit. Bahkan, antara pemilik dengan kurir kebanyakan tidak saling kenal. Jika kita salah melangkah, tentunya jaringannya tidak dapat diungkap," papar Hengki.

Ia juga mrngharapkan kedepan kerjasama yang sudah terjalin akan semakin baik. Begitu juga mengimbau kepada masyarakat agar mau ikut serta memerangi peredaran narkotika di Batam.

"Memerangi narkoba bukan hanya tugas polisi saja. Namun iniadalah tugas dari kita bersama, agar tidak merusak generasi muda. Jika masyarakat menemukan adanya praktek peredaran narkotik, harap segera laporkan pada pihak yang berwajib," imbaunya.

Editor: Dardani