Kapolda Ajak Insan Pers Kepri Melawan Hoax
Oleh : Hadli
Rabu | 22-02-2017 | 11:38 WIB
Kapolda-Kepri-Coffe-Morning1.gif

Kapolda dalam kegiatan melawan Hoax yang diselenggarakan IJTI bersama Polda Kepri di Kepri Mall. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian mengajak seluruh insan pers melawan berita atau informasi yang tidak benar (Hoax) yang dapat menyesatkan masyarakat.

"Berita hoax ancaman besar bagi bangsa. Sasarannya besar yang mampu memimpin opini masyarakat," kata Kapolda dalam kegiatan melawan Hoax yang diselenggarakan IJTI bersama Polda Kepri di Kepri Mall, Batam, Rabu (22/2/2017).

Di luar negri, katanya, masyarakat memanfaatkan sarana internet untuk kegiatan yang bermanfaat atau produktif. Namun di Indonesia lebih banyak pengguna internet untuk kegiatan non produktif.

Berapa besar berita hoax mengganggu? Berdasarkan riset UNODC Waresosial, org APJI, 2006 Times Indonesia, ID-SIRTII, 2016 Kemenkominfo Bareskrim, Polri, tambah Kapolda, Hoax sangat berdampak buruk.

Hasil riset menyebutkan, sebanyak 43,5 persen sangat mengganggu, 41 persen mengganggu dan 1,5 persen tidak mengganggu. Pertanyaannya kemudian, benarkan Hoax mengganggu kerukunan masyarakat? Sebanyak 75,9 persen sangat setuju, 22,8 setuju dan 1,30 persen tidak setuju.

Setujukah hoax dapat menghambat pembangunan? Sebanyak 70,2 persen sangat setuju, 26,6 setuju, dan 3,2 persen tidak setuju. Berdasarkan hasil riset itu pula, kata Kapolda, bahwa Indonesia sedang mengalami darurat informasi.

Sebanyak 70 persen penduduk dunia saat ini menggunakan saluler handpone. Di antranya terjadi 90 juta serangan syber pada tahun 2016. 800 ribu terbentuk situs hoax, diantaranya 180 ribu akun medsos yang memuat hate speech.

"Ada sebanyak 132 juta warga Indonesia pengguna aktif internet. Di antaranya sebanyak 106 juta masyarakat yang aktif menggunakan medsos. Terjadi serangan cyber terorism setiap hari sebanyak 50 konten radikal, 80 persen konten infomasi di Indonesia yang negatif," terangnya.

Di antara hasil riset ini pula terbentuk ratusan perusahaan pers perorangan yang merekrut 50 ribu orang menjadi wartawan. Dari hasil itu terjadi 95 persen pengakses medsos di Indonesia yang mengagetkan hoax. Di Indonesia merupakan peringkat tertinggi kedua dunia terjadi cyber bullying.

Ada beberapa cara menyebarkan hoax, di antaranya dengan berita, gambar, vedio maupun siaran radio. Terbanyak adalah melalui berita. Berita yang belum tau kebenarannya itu disebar.

"Penyebaran informasi hoax ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, dan dapat menghambat pembangunan dan bahkan menghancurkan negara. Dengan terjadi hal ini kita bersama harus menjadi agen melawan hoax," tuturnya.

Editor: Yudha