Mengais Rezeki di Antrean Kantor Imigrasi Batam
Oleh : Hadli
Senin | 13-02-2017 | 08:00 WIB
antreanimigrasi.jpg

Roland dan para joki calo antrean nomor urut pengurusan paspor sedang berusaha mengais rezeki di Kantor Imigrasi Batam. (Foto: Ist)

Kantor Imigrasi Batam sudah sejak lama jadi pintu rezeki bagi banyak orang. Meski para calo paspor --yang selama ini mengais reziki di sana-- diberangus, pintu rezeki itu ternyata tak sepenuhnya tutup. Masih ada pintu rezeki bagi mereka yang mau "berusaha" di Kantor Imgrasi Batam. Salah satunya, menjadi calo antrean nomor urut pembuatan paspor.

Bagaimana para calo antrean itu bekerja? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Hadli mengenai sepak terjang mereka-mereka yang mengais rezeki di antrian Kantor Imigrasi Batam.

LANGIT di atas Jalan Engku Putri Hamidah Batam Center, masih lagi gelap. Jarum jam masih menunjuk angka 02.00 WIB. Tentunya masih waktu di mana warga kota Batam terlelap. Tapi tidak bagi Roland dan teman sejawatnya sesama joki nomor urut antrean pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Batam.

Roland sudah bersiap antre di depan pagar Kantor Imigrasi Batam. Tak lupa ia bawa helm, bukan untuk penutup kepala. Tapi, helm itulah yang nanti akan "menggantikan" dirinya di posisi antrean. Sebab, mengantre nomor urut pembuatan paspor dari pukul 02.00 hingga pukul 07.00 WIB, pasti membosankan. Itulah makanya, helm-lah yang menjadi mitra setia.

Melihat para joki anrean nomor urut itu mengais rezeki, mengingatkan kita pada antrean panjang tiket kereta api jelang mudik lebaran di Ibukota. Itu dulu, sebelum sistem penjuala tiket berbasis internet diterapkan. Saat itu, manusia diperlakukan "sangat tidak manusiawi". Bagaimana tidak? Mereka harus rela antre sejak habis sholat isya hingga loket tiket dibuka pukul 08.00 WIB.

Meski harus menahan kantuk, tapi Roland dan para joki lainnya sudah boleh berharap. Karena begitu pagi menyingsing, saat si pembuat paspor tiba, posisi antreannya pun diserahkan. Tugas Roland dan para joki lainnya pun berakhir sudah. Bersamaan dengan itu, dua lembar uang warna merah masuk ke dompetnya.

"Tarifnya Rp200 ribu, bisa juga lebih, tergantung kebaikan dari calon pembuat paspor. Kalau kita tidak ikuti, bakal dapat antrean terakhir. Bahkan tidak dapat sama sekali," ungkap Roland kepada BATAMTODAY.COM.

Mengapa antrean pembuatan paspor itu bisa seperti ini? Menjawab BATAMTODAY.COM, Kepala Kantor Imigrasi Batam, Teguh Prayitno mengakui antrean panjang itu. "Memang betul, antrean permohonan paspor masih ada, itu karena penerbitan paspor Batam dibatasi quotanya 1 hari 300 paspor," ujarnya.

Dilanjutkan Teguh, pihaknya sudah tidak menerima permohonan paspor oleh biro jasa lagi. Jadi, pemohon harus datang sendiri dan pelayanan dilakukan sesuai nomor antrean. Masalahnya, permohonan paspor sekarang ada peningkatan dan ada yang tidak mendapat nomor antrian, hal ini berdampak mereka datang sepagi mungkin.

"Kami tidak dapat melarang masyarakat untuk datang mengurus paspor. Telah kami rencanakan untuk membuka ULP (Unit Layanan Paspor) yang nantinya berfungsi khusus melayani paspor di tempat di luar kantor imigrasi," tutur Tegu Prayitno.

"Namun, ULP itu harus seijin Dirjen. Maka hari ini, Senin (13/2/2017), saya akan menghadap Pak Dirjen untuk melaporkan hal ini, sekaligus memohon ijin pembukaan ULP di Batam," tambahnya.

Dengan adanya ULP tambahan di Batam, Teguh menambahkan, akan diberi tambahan quota paspor dan dapat memecah permohonan dan tidak terpusat hanya di kantor imigrasi saja.

Editor: Dardani