Dimulai dari Waduk Tembesi, BP Batam Tertibkan Daerah Resapan Air
Oleh : Hadli
Sabtu | 11-02-2017 | 09:46 WIB
penggusuran-di-dam-duriangkang.jpg

Ilustrasi penggusuran di wilayah DAM Duriangkang (Sumber foto: tribunnews.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Petugas Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam mulai menertibkan pemukiman dan ladang perkebunan ilegal di Mangsang, Tanjungpiayu, yang merupakan kawasan resapan air Waduk Tembesi.

"Siang tadi sudah mulai ditertibkan. Lokasinya di Mangsang Tanjung Piayu, masuk daerah tangkapan air Waduk Tembesi," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono, Jumat (10/02/2017).

Penertiban melibatkan puluhan petugas Ditpam BP Batam, yang salah satu tugasnya menjaga agar semua aset BP Batam bebas dari kegiatan ilegal.

"Rumah yang ada dalam kawasan resapan air (tidak berizin) akhirnya dibakar. Untuk tanaman-tanamannya dicabut dan ditebangi," kata dia.

Upaya penindakan ini, perlu dilakukan untuk menjaga kualitas air agar tidak tercemar limbah dari berbagai kegiatan ilegal pada kawasan waduk.

Dasar hukum penindakan, kata dia, sesuai UU Nomor 41/1999 tentang Kehutanan. UU nomor 18/2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan serta Peraturan Kepala BP Batam no 24 tahun 2016 (18 Oktober 2016) tentang pengelolaan dan pengamanan Waduk di Kawasan PBPB Batam.

"Meskipun air waduk tersebut belum dialirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun  langkah antisipasi jangka panjang," kata Andi lagi.

Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam, Purba Robert M Sianipar, menyampaikan saat ini  kondisi daerah tangkapan air dan lingkungan waduk Batam sudah memprihatinkan akibat aktivitas ilegal.

"Rumah tidak berizin, perambahan hutan, peternakan, perikanan, keramba ikan, limbah industri dan rumah tangga, enceng gondok membuat kondisinya sangat buruk," kata dia.

Kondisi tersebut terjadi pada seluruh daerah serapan air waduk di Batam yang menjadi sumber air baku sebelum diolah dan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,2 juta penduduk Batam.

"Rata-rata waduk yang dimiliki BP Batam juga sudah mengalami pendangkalan akibat erosi dan sedimentasi. Hal tersebut membuat kapasitasnya terus menyusut," kata Robert.

Editor: Udin