BP Batam Sebut Kondisi Waduk di Batam Sudah Mengkhawatirkan
Oleh : Hadli
Rabu | 08-02-2017 | 19:26 WIB
foto-berita-babi4.jpg

BP Batam memastikan tidak ada relokasi lahan untuk peternak babi yang masih bertahan dalam kawasan Daerah Air Minum (DAM) di Batam. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam memprediksikan, bila waduk-waduk yang dimanfaatkan sekarang ini tidak dijaga dan dirawat, maka ke depan Batam akan mengalami kondisi krisis air bersih. 

"Kondisi daerah tangkapan air yang berada di lingkungan waduk Batam sangat buruk akibat berbagai kegiatan ilegal," kata Deputi Bidang Pengusahaan Sarana lainnya BP Batam, Purba Robert M Sianipar, saat menjelaskan kondisi waduk di Batam, Selasa (7/02/2017), di gedung Marketing Center BP Batam.

Batam, tambahnya, sudah memiliki tujuh waduk yang dapat menampung air untuk kebutuhan seluruh penduduk Batam. Namum saat ini tinggal enam waduk yang tersisa. Karena waduk di Baloi Kolam sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan karena sudah tercemar limbah manusia.

"Rumah tidak berizin, perambahan hutan, kegiatan peternakan, perikanan, keramba ikan, perkebunan, limbah industri dan rumah tangga, enceng gondok membuat kondisinya sangat buruk," kata dia

Waduk yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan 1,2 juta penduduk juga sudah tidak memungkinkan lagi. Tambahnya, waduk yang masih dioperasikan tersebut yaitu Nongsa, Duriangkang, Mukakuning, Baloi, Sei Ladi, dan Sei Harapan.

"Sebab sudah terjadi pendangkalan akibat erosi dan sedimentasi. Hal tersebut membuat kapasitasnya terus menyusut termasuk terjadinya perubahan iklim global dengan musim kemarau yang berkepanjangan (El Nino-red)," papar Robert.

Dengan enam waduk tersebut, keseluruhannya memiliki kapasitas tampung sebanyak 146,58x10,6 meter perkubik (M3) dan dapat menghasilkan air bersih 4.420 liter.

Sedangkan untuk kapasitas WTP ATB yang dikelola ATB saat ini sebesar 3.775 liter per detik. Sementara kapasitas WTP Batamindo yang ada saat ini 50 liter perdetik.

"Master Plan tahun 1991 dapat memenuhi kebutuhan air untuk 1.000.000 orang dan industri 40 M3 per HA per hari. Kebutuhan air per orang standar WHO 200 liter per hari dan Kemen PUPR minimal 60 liter per hari. Tahun 2015 pemakaian air per kapita rata-rata 199 liter per hari," terangnya.

Untuk itu, kata Robert, sebagai gantinya, BP Batam sudah membangun Waduk Tembesi yang kini sudah selesai pembangunan. Namun airnya saat ini belum bisa digunakan untuk menopang kebutuhan air bersih penduduk Batam.

"Untuk mengurangi dampak negatif akibat berbagai kegiatan ilegal tersebut, BP Batam akan melakukan penertiban dan mengembalikan fungsi daerah resapan air pada seluruh waduk," kata dia.

Setelah dilakukan penertiban, kata Robert, BP Batam akan melakukan penghijauan, pengendalian erosi, dan normalisasi waduk dari sedimentasi dan pengerukan pada waduk yang terjadi pendangkalan.

"Seluruh kawasan serapan air akan kembali dipagari dan pemutusan jalan masuk yang selama ini digunakan untuk akses kegiatan yang menyalahi," kata Robert mengakhiri.

Editor: Udin