Minta Keadilan Hukum

Merasa Jadi Korban, Ibu Ini Sesalkan Anaknya Malah Ditahan Polsek Batam Kota
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 13-01-2017 | 19:02 WIB
Lambang-keadilan.gif

Lambang pengadilan (Sumber foto: google)

BATAMTODAY.COM, Batam - Seorang perempuan yang sudah tergolong ujur, Natalia Tanjung, hanya bisa berkeluh kesah atas keadilan hukum yang dialami keluarganya.

Natalia yang seharusnya sebagai korban, tapi malah anaknya, Bayu, yang ditahan Polsek Batam Kota atas dugaan penggelapan rumah sesuai laporan polisi yang dibuat oleh seorang pengusaha bernama Sunarto.

Dari pengakuan Natalia, rumah yang dilaporkan digelapkan tersebut merupakan rumah miliknya sendiri, yang berada di Perumahan Citra Batam, Blok D nomor 106, Batam Center. Namun dulunya ia memiliki utang pada Sunarto untuk pelunasan rumah ke Bank. Tapi utang tersebut juga sudah dilunasi.

Anak Natalia, Bayu, diamankan polisi pada Jumat (13/1/2017) pagi tadi. Dia dituduh menggelapkan rumahnya sendiri.

"Dulunya kami punya utang untuk pelunasan rumah tersebut Rp127 juta pada tahun 2010. Kemudian 2011 sudah dilunasi dengan pembayaran Rp150 juga. Pembayaran itu via transfer dua kali, yakni pertama Rp120 juta dan kemudian Rp30 juta. Kami juga memiliki bukti pelunasan itu," jelasnya, Jumat (13/1/2017) siang.

Namun lanjutnya, Sunarto justru malah membaliknamakan rumah itu pada tahun 2012 menjadi atas namanya sendiri. Tidak hanya itu, pengusaha ini juga meminta agar penghuni rumah tersebut agar pergi.

"Rumah ini peninggalan almarhum suami saya dan diserahkan pada anak saya, Bayu. Setelah suami saya meninggal, kami kesulitan uang, sehingga rumah terpaksa dianggunkan ke salah satu bank. Tapi dalam perjalanan anak saya kesulitan membayar kredit dan hampir ditarik bank. Saat itulah saya berkenalan dengan Sunarto dan dia langsung mau membantu melunasi. Katanya ia hanya murni ingin membantu. Tapi ternyata tidak sama sekali," sesal ibu ini.

Setelah dilunasi, Sunarto malah mengirim preman untuk mengusir anaknya. Bahkan, anaknya yang memiliki usaha kecil-kecilan di depan rumah itu terpaksa harus gulung tikar, dikarenakan teror yang terus menerus diterima.

Tidak tanggung-tanggung, Bayu juga pernah dikeroyok oleh beberapa orang yang menurutnya utusan dari Sunarto. Namun saat membuat laporan ke kantor polisi justru ditolak mentah-mentah.

"Saya tinggal di Bogor bersama anak saya yang satunya, Alfretanujaya. Dia yang membantu melunasi rumah ini. Yang tinggal di rumah ini adalah Bayu bersama istri dan dua anaknya. Anak saya tidak pernah membuat laporan ke Polisi terkait teror yang diterima serta melaporkan Sunarto, karena trauma dengan kejadian saat ia dikeroyok itu," jelas ibu yang akrab disapa Lia ini.

Expand