Tak Terbukti Terlibat Jaringan ISIS, Delapan Santri Dipulangkan ke Sumbar
Oleh : Hadly
Kamis | 12-01-2017 | 13:02 WIB
Kapolda-rilis-jaringan-santri-terkait-ISIS.gif

Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian menunjukkan Gambar Bom Rakitan dalam sandal yang didapati dari fail foto dalam HP REH (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian mengatakan, hasil pemeriksaan Densus 88 kepada delapan santri dan ustadz dari Pondok Pesantren Darul Hadis tidak terbukti ikut serta dalam jaringan radikal ISIS.

"Hasil pemeriksaan tidak terbukti. Perjalanan mereka murni untuk kajian ilmiah ilmu pendidikan," kata Sam di Kepri Mall usai bertatap muka bersama tokoh pemuda, mahasiswa dan agama, Kamis (12/01/2014)

Sam menjelaskan, REH salah satu dari santri yang menyimpan gambar rakitan bom sandal dan foto identik dengan ISIS dalam ponselnya mengaku sempat bergabung dengan Group WA Radikalisme yang lupa dihapusnya.

"Pagi tadi pukul 09.00 WIB semuanya sudah di pulangkan ke Sumbar melalui Bandara Hang Nadim Batam," paparnya.

Sam mengatakan, walaupun dalam pemeriksaan ke delapan santri dan ustadz tersebut belum terbukti dan telah dipulangkan, bukan berarti dipelas begitu saja. Gerak perjalanannya tetap diawasi.

"Tentu akan tetap diawasi walaupun sudah di pulangkan," jelas Sam kembali.

Diberitakan sebelumnya, delapan Santri dan ustadz dari Pondok Pesantren Darul Hadis
yang beralamat di Jalan Kamang Tengah Kecamatan Empat Angket, Bukit Tinggi Kabupaten Agam Provinsi Sumbar berangkat ke Malaysia, Selasa (3/1/2017).

Baca: Imigrasi Singapura Deportasi Delapan WNI, Diduga Terkait ISIS

Perjalanan dipimpin oleh Ricence Elfi Hendra. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan ke Malaka, menuju Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC), untuk berobat telinga. Selama di Malaka, mereka menginap selama dua hari di rumah Zaidi, warga negara Malaysia yang merupakan sahabat Ricence Elfi Hendra.

"Pada hari Kamis, 5 Januari 2017, mereka melanjutkan perjalanan ke Perlis melalui Kuala Lumpur. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Kamil, seorang warga negara Singapura yang sedang belajar di Madrasah Darul Quran Wal Hadis di Perlis Malaysia. Mereka menginap semalam di madrasah tersebut," papar Kapolda Kepri.

Baca: Terkait 8 Santri Terduga Jaringan ISIS, REH Mengaku Pernah Gabung di Grup WA Radikal

Pada Sabtu, 7 Januari 2017, rombongan meneruskan perjalanan menuju Pattani Thailand. Tujuannya, mencari madrasah untuk studi banding mengenai sistem pendidikan di Pattani. Di sini, mereka bertemu dengan Imam Masjid Pakistan di Pattani, Ustadz Zainuddin.

Dan Ustadz Zainuddin mengenalkan mereka dengan Rektor Universitas Fatoni universitas Pattani Thailand, Profesor Ismail Lutfi Japakiya. Di sini, mereka juga menginap semalam di Masjid Pakistan tersebut.

Selanjutnya, pada hari Minggu, 8 Januari 2017, mereka melanjutkan perjalanan menuju Perak naiki bus. Selanjutnya, rombongan bergerak menuju ke Johor Bahru Malaysia.

Sesampainya di Johor Bahru, mereka bertemu dengan Hisham, seorang warga negara Singapura di Masjid Annur Larkin Singapura. Hisham adalah sahabat Ricence Elfi Hendra. Keduanya pernah belajar bahasa Arab di Mesir, tahun 2005.

Kemudian, Senin, 9 Januari 2017, pukul 03.00 waktu Singapura, rombongan tiba di Woodlands, Singapura. Rencanya, mereka akan menginap semalam. Tapi, saat itu, petugas Imigrasi Singapura curiga dan melakukan pengecekan secara intensif rombongan ini. Termasuk, mengecek ponsel mereka.

Setelah menemukan ponsel tersebut, petugas Imigrasi Singapura pun menolak mereka masuk Singapura dan mendeportasi kembali ke Malaysia. Kemudian, pihak Imigrasi Malaysia mendeportasi mereka ke Indonesia melalui Pelabuhan Fery Internasional Batam Center, Batam.

Editor: Yudha