Kadin Kepri Tolak Kenaikan Tarif Listrik Batam
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 12-01-2017 | 10:15 WIB
kadin-maruf1.jpg

Ketua Kadin Kepri Ahmad Maulna Maaruf dan Ketua Kadin Batam Jadi Rajagugug bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kadin Provinsi Kepulauan Riau kembali menegaskan penolakan terhadap rencana kenaikan tarif listrik Batam, yang saat ini sedang dibahas oleh DPRD Kepulauan Riau.

Penegasan ini disampaikan Kadin Kepri terkait dengan agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diadakan oleh DPRD Kepri dengan sejumlah lembaga dan organisasi pada Kamis (12/1/2017).

Menurut Ketua Umum Kadin Kepri, Akhmad Maruf Maulana, penolakan Kadin didasarkan atas pertimbangan kondisi makro ekonomi Kepri saat ini yang lagi lesu.

Meskipun PLN menyatakan bahwa kenaikan hanya ditujukan kepada pelanggan rumah tangga, akan tetapi imbasnya bisa menyasar dunia usaha, terutama masyarakat kecil dan menengah yang juga menjadi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Selain berdampak bagi masyarakat, kenaikan tarif PLN akan berdampak pada tuntutan buruh atas kenaikan upah minimum, karena komponen biaya hidup untuk listrik akan berimbas pada tenaga kerja," ujar Makruf dalam rilis yang diterima BATAMTODAY.COM, Kamis (12/1/2017).

Kadin Kepri juga mempertanyakan, mengapa PLN merugi padahal tahun 2016 dan 2017 kondisi bisnis secara makro tidak jauh berbeda. Sementara tahun 2016 PLN masih membukukan laba.

Kadin justru berpendapat, agar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral bersama Menteri Negara BUMN meninjau kembali pengelolaan listrik di Batam.

"Perlu dievaluasi manajemen PLN Batam, terutama mencari akar masalah kenapa PLN Batam yang sebelumnya sehat, justru sekarang melaporkan merugi. PLN persero harus ikut bertanggung jawab sebagai perusahaan induk PLN Batam," ungkapnya.

Kadin juga menyoroti sejumlah perusahaan yang diduga anak perusahaan PLN Batam, yang sekaligus menjadi mitra PLN Batam sendiri. Dalam pandangan Kadin, keberadaan anak perusahaan jika tidak tepat, bisa menyebabkan inefesiensi karena bisa terjadi pembengkakan biaya.

"Setiap anak perusahaan harus membiayai manajamen sendiri. Pembengkakan biaya tersebut ujung-ujungnya pada kenaikan tarif," kata Maaruf.

Menurutnya, tim hukum Kadin Kepri saat ini sedang mengkaji aspek hukum dari keberadaan sejumlah anak perusahaan di BUMN termasuk di PLN Batam. Tidak menutup kemungkinan, kalau dari kajian tim menemukan bahwa keberadaan anak perusahaan seperti itu justru menyebabkan biaya tinggi.

"Maka Kadin tidak segan-segan melaporkan kepada menteri bahkan kepada Presiden, termasuk kemungkinan melakukan gugatan hukum agar anak perusahaan tersebut dibubarkan," tegasnya.

Oleh karena itu, Ketua Kadin Kepri ini menitip pesan kepada pengurus Kadin yang akan ikut RDP dengan DPRD Kepri agar menyuarakan penolakan itu hingga sampai ke telinga DPRD. Adapun tim yang mewakili Kadin pada pertemuan RDP DPRD Kepri, antara lain Heri Supriadi, Mustafa, Indriyanti, M. Riza Fauzi, Efriyani Amara dan Hetdin Manurung.

Editor: Yudha