Kapolda Ungkap Keterlibatan Sejumlah Orang dalam Tragedi Kapal TKI Tenggelam
Oleh : Hadli
Jum'at | 04-11-2016 | 10:02 WIB
sam-budi1.jpg

Kapolda Kepri Brigjen Sam Budigusian. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian mengungkapkan, tidak semudah membalikkan tangan untuk para TKI tanpa dokumen yang sah di Malaysia dapat bertahan hidup, apalagi bisa kembali ke tanah air.

Hasil penyelidikan terhadap 39 orang TKI yang berhasil diselamatkan pasca kapal speedboat yang mengangkut 101 orang termasuk 3 ABK tenggelam di perairan Tanjung Memban, Kecamatan Nongsa, bahwa dari berbagai lokasi di Malaysia untuk sampai di Pantai Temika, Johor memakan waktu sampai 10 jam.

"Dari waktu perjalanan yang melelahkan sekitar 10 jam, para TKI ini tidak langsung bisa diberangkatkan. Di pantai Temika, ternyata di sana sudah tersedia barak-barak tempat penampungan para TKI ini dipulangkan. Meraka harus menunggu giliran, sehingga untuk sementara waktu sebelum dipulangkan meraka terpaksa menginap di barak tersebut," ujar Kapolda.

Sam juga menjelaskan, bahwa terkait pemulangan 98 orang korban tersebut, Sukri memesan kapal kepada S, lalu S kembali memesan kepada D. D menyampaikan kepada H bahwa kapal harus berangkat untuk menjemput para TKI tersebut.

"Hasil koordinasi kita dengan Polisi Malaysia, S bertempat di Malaysia tapi dia adalah warga Indonesia. Kasus ini juga tengah diselidiki di Malaysia," terang Sam.

Kapal berangkat dari Tanjung Memban sekitar pukul 12.00 WIB. Di sana para korban harus menempuh laut sepinggang untuk dapat naik keatas kapal. Betdasarkan keterangan korban kepada BATAMTODAY rata-rata untuk dapat naik keatas kapal harus membayar 1.500 Ringgit sampai 2.500 Ringgit.

Dalam perjalanan setelah hampir tiba di bibir pantai, para korban kembali diminta uang oleh Abk kapal sebesar Rp 150 ribu per kepala. Kapolda mengungkapkan sempat terjadi keributan diatas kapal antara penumpang dengan ABK.

Sebelum kapal diterjang badai, kata Kapolda sebagian penumpang sudah disuruh abk terjunkan ke laut setinggi 2 meter. Pada saat itu angin ribut menerjang kapal dan oaraa korban yang sudah tenggelam.

"Rencananya satu mil dari laut berjalan kaki ke pantai, diperkirakan tinggi laut hanya sekitar 1 meter. Prediksi mereka (pelaku) salah, ternyata air setinggi 2 meter. Sebagaian lagi Korban yang masih berada di atas kapal diterjang ombak dan angin kencang sehingga kapal terbalik dan menabrak karang," tuturnya.

Editor: Dardani