Menguak Misteri Wanita Penikmat Jasa Layanan Gigolo Pencari Suaka di Batam
Oleh : Romi Candra
Senin | 12-09-2016 | 16:02 WIB
penikmatgigolo1.jpg

Inilah S, wanita yang mengakui menikmati jasa layanan gigolo pencari suaka di Batam. (Foto: Romi Candra)

SEPEKAN ini, publik di Batam terhenyak dengan temuan Direktur Jenderal Imigrasi, Ronny F. Sompie yang mengungkap adanya imigran asal Afganistan pencari suaka di Batam yang menjadi gigolo. Apalagi, media memblow-up, harga yang dibandrol untuk layanan gigolo impor itu mencapai Rp20 juta. Siapakah wanita penikmat jasa layanan gigolo Batam itu? Berikut laporan wartawan BATAMTODAY.COM, Romi Candra.

Wanita berparas ayu ini, terus menunduk saat digiring anggota Satuan Reskrim Polresta Barelang. Dari wajahnya terpancar rasa penyesalan mendalam. Wajah cantik dibalut kulit putihnya, tak mampu dia sembunyikan. Meski mengenakan baju tahanan, S tetaplah sosok wanita yang cantik.

Ternyata, di balik kecantikan fisiknya itu, tersimpan libido liar. Ya, inilah salah satu wanita penikmat jasa layanan seks transaksional dari seorang gigolo pencari suaka asal Afganistan berusia 17 tahun.

S tidak sendiri digiring polisi ke Polresta Barelang Batam. Ia bersama BS, terduga mucikari yang mengatur pertemuannya dengan J, si gigolo itu.

Di dalam ruang Buser Polresta Barelang, S hanya bisa diam. Entah apa yang difikirkanya. Ia enggan memulai cerita, jika tidak ditanya. Soaok wanita ini benar-benar menarik untuk "dikuak" oleh para awak media.

Terutama misteri yang masih tersimpan di balik parasnya nan cantik, siapakah dan apa pekerjaan S hingga mampu membayar puluhan juta rupiah untuk semua keperluan J. Tak hanya itu, S juga tinggal di sebuah apartemen mewan di kawasan Nagoya Batam. Jika tidak berpenghasilan besar, darimana semua itu dia bayar?

Tapi, perlahan S mulai buka mulut, saat BATAMTODAY.COM mencoba mengorek kisah hidupnya.

Ternyata, perkenalan S dengan J, berawal dari sebuah aplikasi yang ada di ponsel pintar. Ketampanan J membuat S tertarik, hingga akhirnya timbul kesepakatan untuk berjumpa di tempat fitnes sebuah apartemen.

Tampaknya, aplikasi itu sendiri dimainkan oleh BS, yang saat ini juga diamankan atas dugaan eksploitasi anak di bawah umum. Rasa suka dan ketertarikan S semakin menjadi setelah mereka berjumpa. Keinginan memiliki keturunan blasteran juga menambah S ingin lebih dekat dengan J.

"Perkenalan kami sekitar bulan Maret 2016 lalu melalui aplikasi. Kemudian kami jumpa," ungkap S, yang tertunduk dan dipasangi sebo oleh polisi.

Namun, S tidak mengetahui ternyata pria asal Afganistan yang ia sukai justru masih di bawah umur. Hubungan mereka berlanjut hingga keinginan menyicipi sentuhan J menggerubungi benaknya.

Saat itulah, tawaran Rp20 juta mulai dilempar J melalui BS kepada S. Namun ia tidak menyanggupi harga tersebut untuk sekali kencan. Justru S menawarkan akan memberikan uang pada J saat ia butuh, namun tidak secara tunai senilai Rp20 juta.

"Kami cukup sering melakukan hubungan suami istri. Setiap saya "kepengen", saya hubungi J. Beberapa kali saya juga ada mengirim uang untuk J melalui rekening BS," tuturnya.

Tidak muluk-muluk, S mengakui sangat menikmati sentuhan hangat J. "Perkakas" J yang besar dan tahan lama itulah yang membuat S semakin "klepek-klepek".

"Barangnya besar dan tahan lama. Enaklah pokoknya," ujar S, sambil tersipu malu dan menutupi mukanya dengan tangan yag sebenarnya juga sudah ditutupi sebo.

Setiap uang yang diberikan S pada J, kisarannya tidak pernah di bawah Rp1 juta. "Saya sering kasih uang, ada yang sehabis main, ada juga saat J memang sedang butuh uang. Uang itu ada yang saya kasih langsung pada J, dan ada juga melalui BS. Nominalnya tidak sama, tapi tidak pernah di bawah Rp1 juta. Saya lupa berapa yang sudah dikasihkan secara keseluruhan," lanjutnya.

Meskipun harus mengeluarkan uang, S sendiri tidak menyesal karena mendapatkan service yang mantap dari J. "Saya tidak rugi membayar dia. Kami melakukannya selalu di hotel, dan saya yang bayar. Status kami pacaran," akunya.

Namun, apa yang disampaikan S, belum menjawab pertanyaan siapakah dirinya sebenanrnya. Dan apa pekerjaannya? Belum terjawab hingga sekarang. Dari keteragan yang didapat, S dulunya adalah seorang wanita yang bekerja di tempat hiburan malam, yang lebih dikenal degan sebutan PR.

Profesi tersebut sudah lama ia tinggalkan dan sekarang menetap di sebuah apartemen. Apakah pekerjaan S sekarang? Kalau tidak bekerja, lalu dari mana dapat biaya untuk hidup dan tinggal di sebuah apartemen? Apakah ia simpanan? Simpanan siapa? Pejabatkah, pengusahakah? Sayangnya hal ini belum terjawab hingga saat ini.

Sedangkan investigasi BATAMTODAY.COM di lapangan, beberapa wanita penghibur di Batam tinggal di sebuah apartemen sebagai simpanan. Apakah S termasuk salah satunya?

Terdengar suara, S adalah wanita simpanan salah seorang pejabat di Batam. Benarkah suara itu? Hanya S sendiri yang tahu. Karena wanita berparas ayu ini masih enggan membukanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Memo Ardian, juga belum mau membeberkan semua identitas terkait siapakah S.

"Sekarang kita fokus proses pasal yang disangkakan pada S, bukan menelusuri latar brlakangnya. Saya juga tidak tahu apa pekerjaan S," ungkap Memo.

Dan kini, S harus menghuni jeruji besi karena kenikmatan yang diberikan si pencari suaka asal Afganistan itu. S dijerat pasal 81 UU Perlindungan Anak, tentang melakukan persetubuhan dengan anak di bawah umur. Akibatnya, S terancam minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara. Sungguh, kenikmatan berujung bui.

 

Berita terkait:

Editor: Dardani