Pencari Suaka Jadi Gigolo di Batam, Bukti Lemahnya Pengawasan Imigrasi
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 08-09-2016 | 15:00 WIB
hotel-kolekta1.jpg

Sejumlah pengungsi dan pencari suaka dari Afganistan serta Pakistan di hotel Kolekta Batam. (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh petugas Imigrasi, disinyalir menjadi kesempatan bagi para pencari suaka asal Afganistan dan Pakistan ini bertindak sesuka hati, hingga mau menekuni profesi pemuas nafsu tante girang dan lelaki kelainan seks alias gigolo.

Kondisi tersebut diperkuat pengakuan petugas di hotel Kolekta, Lubukbaja, tempat para pencari suaka ini diinapkan pihak International Organization for Migration (IOM) dan Imigrasi. Hendri, salah satu karyawan di sana mengatakan, pihak Imigrasi sendiri jarang datang ke hotel tersebut untuk mengawasi.

"Jarang sekali petugas Imigrasi datang ke sini. Kalau datang cuma ke lantai atas, tidak tahu ngapain. Mungkin mengecek para pencari suaka itu ke kamarnya," ungkap Hendri, Kamis (8/9/2016).

Ditambahkan, meskipun ada peraturan yang ditempelkan dekat restoran yang harus dipatuhi para pencari suaka, namun terkesan hanya sebagai bentuk formalitas saja. Soalnya mereka justru santai saja keluar masuk hotel.

Sementara dalam aturannya, kata Hendri, untuk pencari suaka ini harus mengisi buku tamu setiap mereka keluar masuk hotel, apakah itu ke masjid atau ke rumah sakit. Mereka juga harus menuliskan jam berapa keluar dan masuk.

"Namun sama sekali hal tersebut tidak terealisasi. Malam seharusnya ada petugas Imigrasi yang menjaga. Tapi ini tidak ada. Selain itu, pintu hotel tidak mungkin dikunci, karena juga ada tamu selain pencari suaka yang menginap di sini," ungkapnya.

"Padahal untuk pihak Imigrasi sudah disediakan ruangan tersendiri, baik untuk beristirahat maupun untuk melakukan rapat," tambahnya.

Selain itu, dalam aturan yang ditempelkan pada dinding jalan menuju restoran hotel, salah satunya sangat jelas menegaskan melarang melakukan tindakan asusila. Kemudian, pengungsi juga tidak boleh meninggalkan hotel Kolekta lebih dari pukul 22.00 WIB.

Sayangnya, tidak adanya petugas yang mengawasi, membuat para pencari suaka tersebut bisa menyelinap keluar masuk hotel.

"Yang jelas, kalau mereka memiliki tamu, hanya boleh sampai lobby, tidak boleh sampai ke atas, kamar mereka. Kalau sampai ke atas, kami harus lapor Imigrasi," pungkasnya.

Namun, lemahnya pengawasan dari pihak Imigrasi membuat 10 orang para pengungsi dan pencari suaka dari Afganistan serta Pakistan, yang diinapkan di hotel Kolekta, diamankan Imigrasi Batam setelah diketahui menekuni profesi pemuas nafsu tante girang dan lelaki kelainan seks alias gigolo.

Dari informasi yang diperoleh, mereka dijadikan pemuas nafsu tante-tante dan lelaki yang memiliki kelainan seks atau homoseksual. Tidak tanggung-tanggung, pria berinisial BS, yang menjadi mucikari mereka menawarkan Rp 20 juta untuk sekali kencan.

Editor: Dardani