BEM STIQ Kepri Gelar Dialog Ramadhan Mengawal Batam dari Serangan Narkoba
Oleh : Harun Al Rasyid
Kamis | 30-06-2016 | 08:12 WIB
dialogramadhanbtd.jpg

Dialog Ramadhan yang digelar Batamtoday.com dan BEM STIQ Kepri dan wartakepri.co.id menghadirkan pembicara dari BNNP, Ali Chosim. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Batamtoday.com bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIQ (Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran) Kepri dan Wartakepri.co.id menggelar Dialog Ramadhan & Buka Puasa Bersama bertema, "Mengawal Batam dari Serangan Narkoba" di PIH Hotel Batam Center, Selasa, 28 Juni 2016.

 

Dialog itu menghadirkan pembicara dari BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) Kepri Bidang Penyuluhan, Ali Chozim, Ketua Jurusan STIQ Kepri, Ustadz Sufyan Muttaqien, SQ, MA dan pengelola komunitas media sosial terkemuka di Batam, Presiden Wajah Batam, Alan Suharsad.

Dialog yang dikemas dengan buka puasa bersama itu dipandu oleh penulis buku, "Awas! Narkoba di Sebelah Anda", Dedy Suwadha.

"Dialog Ramadhan ini digagas untuk mengingatkan kita semua, bahwa Batam saat ini telah menjadi target serbuan narkoba dari Malaysia. Data hasil tangkapan bea cukai mengungkapkan, pada periode bulan Juni ini, telah terjadi kenaikan mencapai 118 persen," ujar Ketua BEM STIQ Kepri yang juga Redaktur Senior Batamtoday.com, Saibansah Dardani.

Ditambahkan Saibansah, momentum diskusi narkoba ini terkait dengan HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) 2016 yang mengangkat tema, “Listen First : Listening to Children and Youth is The First Step To Help Them Grow Healthy and Safe” – “Dengarkan Dahulu : Mendengarkan Suara Hati Anak-Anak dan Generasi Muda Merupakan Langkah Awal untuk Membantu Mereka Tumbuh Sehat dan Aman dari Penyalahgunaan Narkoba”.

Ali Chozim, dari BNNP Kepri mengatakan, dalam memberantas jaringan narkoba di Kota Batam, perlu dukungan semua pihak. Karena BNN tidak bisa sendirian melawan jaringan bandar narkoba, harus didukung semua pihak. "Dulu Amerika sangat represif kepada bandar narkoba dari Amerika Latin, sampai sekarang masih demikia. Apakah berkurang? Ternyata tidak! Maka, waktu Pak Anang, ada kebijakan, represit tetap ditegakkan. Tapi rehabilitasi dilakukan. Harapannya, selepas dia menjalani hukuman, sudah tak lagi jadi pecandu," papar Ali Chozim.

Expand