Ihwal Negara Bintan dan Masa Depan Indonesia
Oleh : Saibansah
Kamis | 16-06-2016 | 08:00 WIB
bukurente.jpg

Buku karya Doktor Muchid Albintani. (Foto: Saibansah)

SIAPA bisa menjamin, 30 tahun mendatang masih ada Indonesia? Berdiri kokoh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia di muka bumi? Dan siapa yang bisa menyangkal bakal lahirnya negara-negara baru di rentang ribuan pulau di Nusantara?

 

Semuanya masih terlalu jauh, 30 tahun mendatang. Sudah pasti, tidak ada yang bisa menjamin. Kecuali, Tuhan yang Maha Esa, seru sekalian alam. Namun, apa yang terjadi di masa depan itu, bisa dilihat dari kejadian-kejadian hari ini. Dan kejadian hari ini, khususnya lima tahun terakhir ini, semakin meragukan bahwa dalam 30 tahun mendatang, tidak muncul negara-negara baru di bekas wilayah Republik Indonesia itu.

Demikian ungkap seorang doktor ilmu politik yang saat ini menjadi dosen pasca sarjana di Universitas Riau (Unri) Muchid Albintani, kepada wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah.

"Kalau dua puluh tahun ke depan, sepertinya Indonesia masih ada. Tapi kalau tiga puluh tahun mendatang, tidak ada yang bisa memastikan," tegas pria yang pernah menjadi koresponden Majalah Tempo di Malaysia itu.

Memaparkan sejumlah indikator masa depan Indonesia berujung pada lahirnya negara-negara baru, termasuk Negara Bintan, doktor alumni Universitas Kebangsaa Malaysia itu menuturkan. Indikator pertama, dalam dua tahun terakhir, utang luar negeri Indonesia sudah tembus angka Rp3.429 triliun.

Mengutip pernyataan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta, utang pemerintah Indonesia pada kuartal I 2016 yang mencapai Rp3.429 triliun itu, masih berada dalam posisi aman. Pertanyaanya, lanjut Muchid, mengapa setiap pergantian rezim pemerintahan Indonesia cenderung menambah utang. Siapa yang bisa menjamin bahwa utang luar negeri tersebut tidak akan bertambah dan terus menerus bertambah lagi? Tidak ada!

Expand