ATB Gandeng ITB Teliti Kegunaan Water Treatment Sludge
Oleh : Roni Ginting
Sabtu | 30-04-2016 | 10:40 WIB
pemanfaatn-limbah-ATB.jpg

Upayakan nihil limbah, ATB gandeng IPB (Foto: Roni Ginting)

BATAMTODAY.COM, Batam - Perusahaan Air Minum (PAM) maupun Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) umumnya menghasilkan endapan lumpur sebagai produk sampingan proses pengolahan air (water treatment sludge). Lumpur tersebut dihasilkan dari unit filtrasi melalui proses koagulasi dan flokulasi.

Lumpur sisa produksi tersebut umumnya berbentuk seperti busa berwarna coklat. Bila disentuh, gumpalan itu akan luruh. Meski demikian, sludge akan memadat dan menumpuk bila terus dibiarkan. Sehingga, perlu dilakukannya penanganan khusus agar tidak mengganggu proses pengeringan lumpur di proses sludge drying bed selanjutnya.
 
“Oleh karena itu, ATB melakukan kajian untuk pemanfaatan endapan sludge hasil pengolahan air. Pada tahap awal, kajian pemanfaatan sludge difokuskan pada lumpur hasil proses produksi dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang. ATB menggandeng peneliti ahli rehabilitasi lahan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menganalisa dan meneliti potensi pemanfaatan sludge,” ungkap QHSE Manager ATB Roni Hartawan Ariyanto.
 
Sebelum melaksanakan kajian, ATB sudah mengirimkan sample ke laboratorium eksternal untuk dilakukan pengujian LD50 (Lethal Dose 50%) dan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) terhadap semua sludge yang dihasilkan di semua Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikelola ATB.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diketahui bahwa semua sludge dari IPA yang dikelola ATB masih berada di dalam batasan aman baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan, seperti yang telah dilaporkan di dalam dokumen lingkungan AMDAL.
 
“Tim ahli IPB sudah menyelesaikan tahap awal proses kajian dan analisa produk sampingan produksi air dari ATB. Berdasarkan hasil kajian awal tersebut, tim ahli IPB menyampaikan bahwa sludge yang dihasilkan dari IPA Duriangkang positif mengandung unsur-unsur nutrisi yang berguna sebagai penyubur tanah. Sekaligus bisa digunakan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah untuk tanaman,” ujarnya.
 
Namun Roni menegaskan, kajian tersebut masih tahap awal. Masih diperlukan beberapa tahapan lagi agar sludge dapat dimanfaatkan. ATB menargetkan proses kajian tersebut dapat selesai November 2016. Apalagi sudah dilakukan studi akhir terkait pengujian tersebut di laboratorium mini IPB.
 
“Untuk tahap berikutnya, ATB akan melakukan pengujian di laboratorium terbuka untuk mengetahui apakah hasil kajian di laboratorium IPB tersebut sama dengan kondisi di lapangan di sekitar IPA Duriangkang. Berdasarkan, kajian dan analisa sementara dari Tim Ahli IPB, limbah sludge sisa buangan produksi cukup banyak mengandung organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman,” ujar Roni.
 
Akan tetapi, Roni menegaskan, apakah hasil tersebut dapat memberikan bukti bahwa sludge sisa produksi benar-benar bisa dimanfaatkan, ATB masih perlu melihat lebih dulu hasil proses kajian yang akan di lakukan pada tahapan selanjutnya.
 
“Apabila proyek tersebut berhasil, maka hal ini akan sejalan dengan tujuan penerapan Sistim Manajemen Lingkungan ATB, yaitu mencapai penerapan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Goalnya kita berharap suatu waktu nanti ATB dapat menjadi perusahaan yang menghasilkan nihil limbah,” harapnya.

Editor : Udin