Isu Human Trafficking Disampaikan ke Warga Lokalisasi
Oleh : Harun al Rasyid
Kamis | 28-04-2016 | 20:02 WIB
PSK-Sintai.jpg

Warga lokalisasi Sintai begitu serius mendengarkan pengarahan tentang Human Trafficking, HIV dan AIDS dari Dinas Kesehatan Kota Batam (Foto: Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Isu human trafficking (penjualan manusia) kian santer beredar di telinga masyarakat kota Batam. Isu ini pun menjadi konsumsi publik, terutama tempat-tempat yang menjadi "pasar" distribusi tindakan ilegal ini

Lokalisasi Teluk Pandan atau yang lebih dikenal Sintai Tanjunguncang itu, tak luput dari pantauan masyarakat maupun penegak hukum. Sebab tempat ini merupakan lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) secara legal dan terbesar di Batam.

Agar mencegah kejadian serupa terulang kembali, Dinas Kesehatan Kota Batam, melalui bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Lingkungan (P2PL) melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk mengantisipasi human trafficking di Pusat Rehabilitasi Sosial Non Panti (PRSNP) Sintai, Kamis (28/4/2016).

Sri Rupiati, Kepala Bidang P2PL Kota Batam, mengatakan pencegahan penjualan manusia terutama wanita di bawah umur harus menjadi perhatian semua orang. Dilakukannya kegiatan ini agar para warga lokalisasi bisa memahami secara detail modus operasi human traficking, pola penyaluran dan bagaimana bentuk sebenarnya.

"Kalau memang ada kejadian penjualan manusia, jangan segan-segan melapor kepada pihak berwajib. Kalau tidak berani bisa melewati kita," ujar Sri.

Sayangnya kegiatan penyuluhan ini tidak di-ikuti oleh semua warga "Sanggar olahraga malam" tersebut. Dari 226 PSK yang terdata, hanya 67 wanita yang datang, namun mereka tampak serius mengikuti pengarahan dari pembawa acara. Hanya tampak malu-malu ketika lensa pewarta mengarah ke wajah mereka.

Kegiatan penyuluhan tersebut tidak hanya terpaku pada kasus human traficking semata. Akan tetapi di dalamnya dibumbui dengan penjelasan tentang bahaya infeksi Human Immunodeficiency virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Reana (23) salah satu warga lokalisasi ini menuturkan, kendati sudah mengetahui wacana human traficking ini, acara ini lebih menekan kepada bahaya penyaluran penyakit berbahaya HIV/ AIDS. Sehingga, sebagai "pemain", ia lebih berhati-hati dalam melakoni pekerjaannya tersebut.

Reana mengaku selalu membekali diri dengan safety berupa kondom agar selamat dari bahaya infeksi virus mematikan tersebut.

"Kita jadi lebih tahu bagaimana modus-modus terbaru penjualan manusia. Kita juga dapat penjelasan tentang bahaya HIV, karena itu yang utama buat kita-kita disini," ungkapnya.

Editor: Udin