Keputusan Rudi Dianggap Rugikan Warga dan Operator Trans Batam
Oleh : Harun al Rasyid
Jum'at | 15-04-2016 | 17:30 WIB
20160415_143223.jpg
Terminal Bus Trans Batam di Tanjunguncang (Foto: Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Buntut dari aksi demo yang dilakukan para supir dan pemilik angkutan kota (angkot), Selasa (15/4/2016) lalu, Walikota Batam, Muhammad Rudi mengintruksikan perubahan jam operasional Trans Batam koridor Batuaji-Batam Center. Keputusan Rudi ini dianggap merugikan masyarakat dan membebani operator Trans Batam.

Surung Togi Pakpahan, staf operasional Damri ketika ditemui BATAMTODAY.COM, mengatakan perubahan jadwal operasi Trans Batam terjadi pasca demo sopir angkot tempo lalu, secara langsung disetujui pihak Pemko Batam.

Awalnya, jadwal pemberangkatan Trans Batam dimulai pukul 06.00 WIB pagi, dirubah menjadi pukul 08.00 WIB. Pengurangan jam terbang juga terjadi pada jadwal akhir operasi Trans Batam yakni pukul 18.00 WIB sore menjadi pukul 17.00 WIB.

Tidak hanya pengurangan jam pelayanan, jumlah armada yang sebelumnya dioperasikan sebanyak 8 unit, berkurang menjadi 4 unit saja. Padahal sesuai dengan kontrak kerja, setiap 1 unit mobil harus menjalani 8 kali ritase atau rit dalam 1 hari. Sehingga total keseluruhan menjadi 64 rit dalam sehari untuk 8 unti mobil Trans Batam yang disediakan.

Perhitungan ritnya dilihat dari 1 kali berangkat dari tempat awal ke tempat tujuan. Artinya, untuk mencapai 8 rit dalam 1 hari, Trans Batam membutuhkan 4 kali perjalanan pergi pulang (PP).

"Sopir-sopir mengeluh, karena pengurangan ini mereka jadinya tidak mencapai target sesuai kontrak kerja. Bisa-bisa terancam dengan pekerjaannya. Makanya kemarin sempat melakukan mogok kerja," kata Surung, Jumat (15/4/2016).

Trans Batam sendiri merupakan angkutan umum milik Pemko Batam, yang salah satunya dikelola oleh Perum Damri. Terdapat 3 koridor Trans Batam yang dikelolanya, yakni koridor 1, 2 dan koridor 5. Koridor 1 beroperasi dari Sekupang menuju Batam Center. Koridor 2 beroperasi melalui rute Batuaji ke arah Batam Center, sedangkan koridor 5 arah Jodoh menuju Batam Center.

"Cuma dari arah Batuaji ke Batam Center yang dikurangi jadwal serta armadanya. Sekarang tinggal 4 unit mobil yang masih dikandangkan (tidak beroperasi, red)," ungkapnya.

Padahal, lanjut Surung, jadwal awal mula pengoperasian Trans Batam mulai pukul 07.00 WIB pagi sampai pukul 17.00 WIB. Lantaran desakan dari masyarakat agar memajukan jadwal pemberangkatan, sehingga pihaknya merubah dari pukul 07.00 menjadi pukul 06.00 pagi dan memperpanjang 1 jam pada akhir trayek yaitu pukul 18.00 WIB.

Perubahan itu sesuai dengan permintaan masyarakat Kota Batam, melalui usulan yang diterima pihaknya. Dengan alasan, rata-rata jadwal berangkat kerja warga Batam dimulai sekitar pukul 06.00 WIB dan berakhir sore hari.

"Warga usul dimundurkan jamnya, biar tidak terlambat kerja. Sekarang malah dimajukan dan dibatasi, yang sengsara kan masyarakat," ujar Surung.

Lebih jauh Surung menilai, keberadaan Trans Batam ini cukup membantu masyarakat Kota Batam. Selain biaya angkutannya murah, Trans Batam menyajikan fasilitas seperti AC dan ruangan tempat duduk yang nyaman serta pelayanan yang ramah kepada setiap penumpang. Untuk satu unit mobil, bisa menampung hingga 40 penumpang.

"Tarif kita murah, untuk umum 4 ribu, pelajar dan mahasiswa 2 ribu saja untuk semua rute dan jauh dekat harganya sama. Mau kosong juga tetap berangkat sesuai jadwal," ucapnya lagi.

Ia berharap, Pemerintah Kota Batam mengkaji kembali kebijakan yang telah dikeluarkan, sehingga bisa memenuhi pelayanan kepada masyarakat kelas bawah. Terlebih dampak dari kebijakan yang diberikan membuat sopir-sopir angkutan umum lainnya merasa di atas angin, dan dengan mudah mengintervensi kepada pihaknya.

"Harapan kita, bagaimana kita memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Sesuai Moto kita, maju bersama pelanggan dan masyarakat," pungkas Surung.

Dampak kebijakan yang dikeluarkan Pemko Batam ini juga langsung dirasakan pahitnya oleh masyarakat pengguna jasa Trans Batam. Seperti yang dirasakan Suhendra, warga Tanjunguncang, Batuaji. Sejatinya ia menggunakan angkutan ini jauh lebih nyaman dibandingkan angkutan umum lainnya, seperti Bimbar dan Dapur 12.

Pasalnya, kerap kali oknum sopir angkutan umum tersebut melaju dalam kecepatan tinggi, tanpa memperhatikan keselamatan penumpang. Perilaku sopir Bimbar dan Dapur 12 yang ugal-ugalan di jalan umum memang sudah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Kota Batam.

"Lebih nyaman ini (Trans Batam-red) sebenarnya daripada angkutan lain. Mereka kan seenaknya saja parkir, naik dan turunin penumpang. Yang paling parah kalau lari mobil, makanya banyak kecelakaan terjadi karena ulah mereka," ujar Suhendra.

Ia berharap,  pihak pemerintah bisa mengembalikan jadwal pengoperasian Trans Batam ke posisi semula. Sehingga warga lebih nyaman dalam perjalanan dan mengurangi resiko kecelakaan. "Kalau bisa sampai jam 8 malam. Kebanyakan pekerja kan sampai jam segitu," harapnya.

Editor: Udin